ASEAN luncurkan kampanye migrasi aman

12 Desember 2018 15:55 WIB
ASEAN luncurkan kampanye migrasi aman
Deputi Direktur Regional Asia dan Pasifik ILO Panudda Boonpala, Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN Francisco Fontan, Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Komunitas Sosial Budaya Kung Phoak, Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan Maruli A Hasoloan, serta Wakil Tetap RI untuk ASEAN Ade Padmo dalam peluncuran Kampanye Migrasi Aman di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Rabu (12/12/2018). (ANTARA/Yashinta Difa)
Jakarta (ANTARA News) - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) meluncurkan Kampanye Migrasi Aman untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap migrasi pekerja antarnegara yang aman.

Video kampanye berdurasi sekitar tiga menit yang berisi pesan manfaat migrasi menggunakan jalur yang aman dan upaya ASEAN untuk melindungi hak-hak pekerja migran, diputar di Sekretariat ASEAN di Jakarta, Rabu.

Peluncuran video Kampanye Migrasi Aman juga sekaligus untuk memperingati Hari Migrasi Internasional yang jatuh pada 18 Desember.

"Migrasi pekerja adalah faktor penting yang mendukung perkembangan ekonomi dan sosial di kawasan," kata Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Komunitas Sosial Budaya, Kung Phoak dalam peluncuran kampanye.

Kampanye tersebut merupakan wujud nyata implementasi Konsensus ASEAN tentang Perlindungan dan Pemajuan Hak-Hak Pekerja Migran yang ditandatangani oleh seluruh kepala negara anggota pada KTT ASEAN ke-31 di Manila.

Migrasi pekerja di kawasan Asia Tenggara terus meningkat, dan diperkirakan 21,3 juta penduduk ASEAN tinggal di luar negaranya.

Dari jumlah tersebut, 6,8 juta orang di antaranya adalah pekerja yang bermigrasi di dalam kawasan.

Sejumlah besar pekerja migran yang bekerja di sektor domestik rentan menghadapi kasus dan sangat membutuhkan perlindungan.

"Kenyatannya, masih banyak pekerja yang memilih bermigrasi secara tidak aman, karena kurangnya informasi dan pengetahuan," kata Kung Phoak.

Karena itu, komitmen di tingkat regional dinilai sangat penting untuk memberikan perlindungan kepada para pekerja migran ASEAN serta mempromosikan hak-hak mereka.

"Migrasi saat ini sangat terbuka dan bermanfaat bukan hanya bagi negara pengirim tetapi juga negara penerima. Memang masih ada kerentanan, tetapi kami mencoba menghilangkan itu," ujar Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan, Maruli A Hasoloan.

Di Indonesia, perlindungan pekerja migran telah diatur dalam UU Nomor 18 Tahun 2017, selain nota kesepahaman mengenai perlindungan pekerja migran Indonesia dengan sejumlah negara penerima seperti Malaysia dan Arab Saudi.

Namun selain regulasi, perlindungan pekerja migran harus diperkuat dengan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui penyebarluasan video Kampanye Migrasi Aman.

Agar lebih efektif dan tepat sasaran, Kemenaker berencana menyuarakan (dubbing) video berbahasa Inggris tersebut ke dalam Bahasa Indonesia dan bahasa daerah.

"Kami ingin menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa daerah jadi semua orang mudah memahami, terutama pekerja migran itu sendiri," kata Maruli.

Baca juga: Indonesia membantu Timor Leste menjadi anggota ASEAN
Baca juga: Jatim penyumbang pekerja migran Indonesia tertinggi
 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018