Kepala Negara saat memberikan pengarahan pada Jambore Sumber Daya Program Keluarga Harapan Tahun 2018 di Istana Negara Jakarta, Kamis, mengatakan sekarang ada 9,8 persen warga yang masuk kategori miskin, dimana angka itu sudah turun dibanding 2014 yang sebesar 11,2 persen dari jumlah penduduk.
Ia mengatakan bahwa untuk menurunkan angka setelah mencapai satu digit memang perlu tenaga ekstra, termasuk dalam menjalankan program PKH untuk menurunkan angka kemiskinan.
"Jadi yang kita perhatikan bukan hanya fisik atau infrastruktur saja tetapi SDM juga melalui bantuan PKH. Ini keberpihakan negara kepada rakyatnya, jangan ada yang bilang setiap hari yang diurus infrastruktur, mereka tidak tahu ada PKH," katanya.
Kepastian pemerataan akses dan kualitas layanan pendidikan, kesehatan, dan insentif kepada keluarga tidak mampu menjadi kunci utama program peningkatan kesejahteraan Pemerintah di tahun keempat.
Program yang dilakukan adalah Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan Program Keluarga Harapan (PKH) serta Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).
Menurut data dari Kementerian Sosial, Penerima PKH meningkat dari 3.51 juta rumah tangga di 2015 menjadi 9.877 juta rumah tangga di 2018.
Berdasarkan data BPS, untuk pertama kalinya dalam sejarah republik angka kemiskinan menurun hingga mencapai level satu digit, dimana pada Maret 2018 tingkat kemiskinan tercatat sebesar 9,82 persen.
Presiden Joko Widodo pada kesempatan ini juga melakukan vlog Bersama dengan 600 pendamping penerima Program Keluarga Harapan.
Vlog yang diunggah di akun @jokowi dengan cuitannya: “Enam ratus orang pendamping penerima Program Keluarga Harapan datang dari seluruh Tanah Air hari ini. Bersama merekalah, upaya penurunan kemiskinan kita lakukan. Semangat mereka adalah cerminan harapan jutaan keluarga miskin.”
Baca juga: Ketua DPR apresiasi rekor baru penurunan angka kemiskinan
Baca juga: Kelancaran bansos disebut kunci penurunan angka kemiskinan
Baca juga: Mendes: Program Inovasi Desa bantu turunkan kemiskinan
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018