• Beranda
  • Berita
  • Kerusakan cagar alam Cycloop memprihatinkan aktivis lingkungan

Kerusakan cagar alam Cycloop memprihatinkan aktivis lingkungan

16 Desember 2018 12:54 WIB
Kerusakan cagar alam Cycloop memprihatinkan aktivis lingkungan
Danau Sentani dilihat dari sebuah bukit di Kampung Doyo Lama, Kabupaten Jayapura, Papua, Minggu (19/6/2016). Danau seluas 9.630 hektare (ha) itu menjadi satu kesatuan dengan Cagar Alam Pegunungan Cycloops (Jayapura) yang luasnya 245.000 hektare. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jayapura, Papua (ANTARA News) - Laju kerusakan Cagar Alam Pegunungan Cycloop di Jayapura cukup memprihatinkan menurut aktivis lingkungan dari USAID Lestari, Deddy Rickson, yang menyeru pemangku kepentingan terkait segera melakukan upaya-upaya untuk melindungi dan melestarikannya.

"Kalau kita lihat Cycloop ini tingkat kerusakan atau laju kerusakan cukup tinggi, per tahun bisa 5-10 hektare. Ini memang perlu komitmen bersama, bukan hanya kita atau BBKSDA, Dinas Kehutanan atau lainnya, tapi semua, karena jangan sampai terjadi bencana lalu saling menyalahkan," kata Deddy di Jayapura, Minggu.

Koordinator Lanskap USAID Lestari di Cagar Alam Pegunungan Cycloop itu mengungkapkan berdasarkan hasil analisis lembaganya sepanjang 2013 hingga 2015 deforestasi sudah meliputi area seluas sekitar 275 hektare di kawasan cagar alam tersebut.

"Kemudian pada 2015 hingga 2017 mulai menurun, kurang lebih 32 hektare yang sudah dibuka, dan pada 2018 ini kami belum sempat lakukan analisis, tapi saat teman-teman lakukan patroli menemukan pembukaan lahan-lahan yang baru," katanya.

Ia mengatakan kerusakan Cycloop tidak hanya akan berdampak pada ketersediaan air, yang mulai dirasakan oleh warga Kabupaten dan Kota Jayapura, namun juga pada keberlangsungan ekosistem di dalamnya.

"Dari sisi ekologinya, salah satu contohnya itu kalau dulu masyarakat sering masuk ke hutan sering menemukan spesies langka yakni Ekidna, tapi sekarang, yang kami lakukan dalam survei pada 2017 akhir itu, kami tidak temukan spesies ini," katanya.

Ia juga menyebut penurunan populasi burung cenderawasih, nuri dan kakatua terpantau dari patroli pengamanan dan perlindungan Cagar Alam Pegunungan Cycloop.

"Jadi dari tahun 2017 itu kurang lebih penurunannya sekitar 45 persen, di 2018 berkurang lagi menjadi 66 persen. Tapi kalau Ekidna hasil kajian kami sementara ini kami belum temukan, kemungkinan tidak punah, tapi bergeser, dia berpindah, kemungkinan dia makin naik ke atas Cycloop," katanya.

Deddy menekankan kembali bahwa upaya melindungi dan melestarikan Cycloop merupakan tanggung jawab bersama. "Bukan menjadi tugas satu atau dua pihak, tetapi semua pihak harus ikut bertanggungjawab," katanya.

Baca juga: Masyarakat diminta jaga Gunung Cycloop dan Danau Sentani
Baca juga: Pelestarian cagar alam Cycloop ditopang perda kawasan penyangga

 

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018