"Kita sudah banyak pengalaman keramba ikan di bendungan mengakibatkan air tercemar dan ikan-ikan mati. Ini juga menjadi sumber air baku. Jadi saya harapkan Pemda tidak mengizinkan keramba ikan, tetapi kalau perikanan tangkap, boleh," jelas Dirjen SDA, Hari Suprayogi di Kudus, Selasa.
Pihaknya bersama Pemkab Kudus telah menyelesaikan pembangunan Bendungan Logung yang dapat mengairi irigasi seluas 5.296 hektar terdiri irigasi eksisting 2.805 hektar dan irigasi yang akan dikembangkan 2.491 hektar.
"Selain ektensifikasi lahan pertanian, terjaminnya suplai irigasi akan meningkatkan indeks pertanaman (IP) petani minimal 200 persen. Sehingga petani bisa dua musim tanam padi dan satu kali musim tanam palawija," ungkap Hari.
Selain itu untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 200 liter per detik di perkotaan dan pedesaan di Kabupaten Kudus, pengendalian banjir dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro sebesar 0,50 MW yang akan digunakan untuk operasional bendungan.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, Ruhban Ruzziyatno mengatakan pariwisata di Bendungan Logung nantinya harus tetap memperhatikan prinsip hidrologi dan konservasi dari hulu ke hilir.
Selain akan meningkatkan produksi pertanian, air baku dan pariwisata, bendungan juga akan mengurangi banjir yang selama ini dialami masyarakat di Kecamatan Jekulo dan sekitarnya.
Acara pengisian awal bendungan yang dilakukan Selasa (18/12) dihadiri oleh Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen SDA Kementerian PUPR Agung Djuhartono, Kepala Pusat Bendungan Ni Made Sumiarsih, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, Ruhban Ruzziyatno dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Charisal A. Manu.
Baca juga: Wisata Bendungan Logung telan Rp 21 miliar
Baca juga: Bendungan Logung Kudus siap beroperasi
Baca juga: BBWS: cuaca mendukung penggenangan bendungan logung
Pewarta: Tessa Qurrata Aini
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018