"Bagaimana membuat ekosistem digital secara bersama-sama saling memperkuat dan membuat seluruh pemain di sana menjadi ekosistem yang tidak bisa maju sendirian," kata Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Ikhsan Baidirus saat Rapat Koordinasi dan Refleksi Akhir Tahun 2018, dikutip dari siaran pers, Kamis.
Salah satu contoh nyata ekonomi digital di Indonesia, seperti dikatakan Ikhsan, adalah mengenai e-commerce, yang mencakup kegiatan komplek yang melibatkan banyak elemen, antara lain marketplace, sistem pembayaran hingga pengiriman barang melalui jasa logistik.
Ketua Umum Asperindo M. Feriadi, dalam keterangan pers yang sama, juga menaruh perhatian yang sama seperti Ikhsan mengenai sektor pengiriman dalam ekosistem ekonomi digital agar lebih efisien dan efektif.
Komisioner BRTI I Ketut Prihadi dalam rapat tersebut mengupas prospek telekomunikasi di era digital serta penanganan potensi penyalahgunaan, sementara Sekretaris ATSI Marwan O. Baasir memaparkan perkembangan teknnologi data yang dibutuhkan sinergisitas dan kesiapan regulasinya.
Neil R. Tobing dari ATVSI juga memberikan data perkembangan seputar penyiaran digital yang segera diterapkan di Indonesia.
Direktur Kebijakan Publik dan Pemerintah Tokopedia, Astri Wahyuni, mencermati masalah digitalisasi yang menjadi perangkat untuk pemerataan ekonomi di Indonesia menjadi merata.
Ketua APJII Jamalul Izza dalam pertemuan tersebut mengungkapkan sekitar 60 persen pengguna internet di Indonesia belum percaya mengenai keamanan dunia maya.
Dia menekankan pentingnya memberikan jaminan keamanan pada pengguna agar internet bisa dimanfaatkan secara optimal.
Baca juga: Pengurus baru BRTI kembali bahas konsolidasi operator
Baca juga: Menperin pacu semangat generasi milenial jadi penggerak ekonomi digital
Baca juga: BPS: Penetrasi internet Indonesia berkembang pesat
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018