• Beranda
  • Berita
  • Belanda khawatirkan rencana AS tarik pasukan dari Suriah, Afghanistan

Belanda khawatirkan rencana AS tarik pasukan dari Suriah, Afghanistan

22 Desember 2018 08:15 WIB
Belanda khawatirkan rencana AS tarik pasukan dari Suriah, Afghanistan
Seorang pria terlihat berlari setelah serangan udara di desa terkepung Douma di bagian timur Ghouta di Damaskus, Suriah, Selasa (6/2/2018). (REUTERS/BASSAM KHABIEH)
Den Haag, (ANTARA Newss) - Belanda, seperti sekutu-sekutu Amerika Serikat lainnya, pada Jumat (21/12) menyuarakan kekhawatirannya atas keputusan AS menarik pasukan dari Suriah.

Belanda mengatakan rencana Washington mengurangi kehadiran militernya di Afghanistan merupakan langkah yang prematur, mengingat konflik masih berlangsung di sana.

Pengumuman Presiden AS Donald Trump pada Kamis mengagetkan Belanda, yang menyumbang kepada misi militer di Suriah dan Afghanistan, kata Menteri Pertahanan Ank Bijleveld kepada wartawan di Den Haag.

Belanda mendukung pertempuran melawan para milisi ISIS dengan menyediakan jet-jet F-16. Belanda akan mengakhiri partisipasinya dalam operasi itu, yang berada di bawah komando militer AS, pada 31 Desember.

Bijleveld mengatakan berakhirnya kehadiran militer AS di Suriah akan memiliki "konsekuensi yang berjangkauan jauh bagi kawasan dan keamanan". ISIS "belum sepenuhnya dikalahkan dan ancaman belum sirna", kata dia, sebagaimana dikutip Reuters.

Belanda juga kaget akan pengumuman rencana Washington mengurangi jumlah pasukannya secara signifikan di Afghanistan, ujar dia.

Baca juga: AS berencana tarik 5.000 tentara dari Afghanistan

Bijleveld mengatakan pengurangan jumlah tentara di Afghanistan akan menjadi langkah yang prematur. Di Afghanistan, Belanda menempatkan 100 prajurit dalam misi pimpinan NATO -untuk mendukung tentara dan pasukan kepolisian Afghanistan.

"Kami mengintensifkan usaha-usaha di Afghanistan karena situasi keamanan belum membaik dengan cukup cepat," kata dia.

Reaksi lain
Dari Kabul, Reuters melaporkan bahwa para pejabat Afghanistan dan mitra-mitra Amerika dari Barat pada Jumat bereaksi dengan rasa khawatir atas laporan bahwa AS berencana mengurangi sedikitnya 5.000 dari 14.000 prajuritnya dari Afghanistan, setelah langkah-langkah tentatif menuju pembicaraan perdamaian.

Walaupun sudah ada penerimaan yang meningkat di Kabul, Presiden Trump tak sabar atas kemajuan dalam mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 17 tahun itu.

Perkembangan tersebut terjadi setelah Menteri Pertahanan Jim Mattis mengundurkan diri.

Mattis telah dipandang luas di Afghanistan sebagai penjamin keterlibatan AS. Pengunduran dirinya akan menimbulkan kecemasan di benak banyak pejabat Afghanistan.

Kabar itu menyusul pertemuan dua hari di Abu Dhabi antara utusan perdamaian khusus AS Zalmay Khalilzad dan wakil-wakil Taliban yang membahas penarikan pasukan internasional dan gencatan senjata tahun 2019.

Baca juga: Pembicaraan AS-Taliban fokus pada gencatan senjata Afghanistan
Baca juga: Hekmatyar minta Taliban bergabung dalam pemilihan umum mendatang


Redaktur: Mohammad Anthoni/Tia Muatiasari
 

Pewarta: Antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2018