Takalar (ANTARA News) - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno berjanji akan mencarikan solusi permasalahan para nelayan.Pemerintah memang harus hadir untuk menggerakkan ekonomi para nelayan. Kami akan fokus pada penciptaan dan penyediaan lapangan kerja, harga-harga kebutuhan pokok stabil serta terjangkau..
Penegasan itu disampaikan Sandiaga Uno, saat melakukan sosialisasi di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Beba Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Selasa.
Mantan Wakil Gubernur DKI tersebut mendengarkan dan menyerap aspirasi serta keluhan nelayan.
Sandi juga sempat mampir ke salah satu warung yang menjajakan ikan laut.
Di sepanjang jalan menuju TPI yang memang dipenuhi warung pinggir laut dengan menu utama ikan bakar, calon wakil presiden nomor urut 02 itu sempat membakar ikan di salah satu warung yang kebanyakan tanpa nama itu.
Dia berharap, di tahun 2019 nanti, jika terpilih bersama Prabowo Subianto akan mencari solusi permasalahan para nelayan.
"InsyaAllah kami akan menemukan solusi dari keluhan para nelayan ini. Pemerintah memang harus hadir untuk menggerakkan ekonomi para nelayan. Kami akan fokus pada penciptaan dan penyediaan lapangan kerja, harga-harga kebutuhan pokok stabil serta terjangkau. InsyaAllah 2019 nelayan sejahtera," terang Sandiaga yang disambut riuh ratusan nelayan.
Pada sosialisasi tersebut, dua nelayan Takalar, yakni Haji Anwar dan Haji Sayamsurizal langsung menyampaikan keluhannya kepada Sandiaga Uno.
Haji Anwar mengeluhkan langkanya solar, izin melaut dan tidak terserapnya ikan laut yang mereka dapat.
"Solar langka sekali pak. Kami terkadang tidak melaut. Ini mengganggu produksi dan kadang banyak kapal nelayan yang tidak bisa melaut," tutur Anwar.
Selain itu lanjut Anwar, masalah lainnya adalah harga jual ikan yang menyedihkan, hingga membuat pendapatan para nelayan turun.
Ia juga mengeluhkan, harga ikan di pagi hari bisa berbeda pada saat siang, bahkan perbedaannya hingga 90 persen.
"Harga ikan di pagi hari misalnya Rp10.000, nah makin siang dan sore harganya bisa hanya Rp1.000," jelas Anwar.
Hal senada diungkapkan Haji Syamsurizal yang menyatakan, selain solar yang langka juga para nelayan kesulitan mendapatkan Surat Ijin Penangkapan Ikan (SIPA) bagi nelayan yang memiliki kapal 30 GT.
"Selain solar yang langka, Surat Ijin Penangkapan Ikan (SIPA) juga menyulitkan kami pak yang punya kapal 30 GT. Kalau bisa pak, kebijakan ini diubah atau kalau bisa dipermudah," harap Syamsurizal.
Baca juga: Sandiaga dapat sumbangan dana kampanye dari petani kedelai
Baca juga: Kisah Sandiaga rintis usaha bersama tiga karyawan
Baca juga: Sandiaga disambut teriakan emak-emak pedagang di Kendari
Pewarta: Amirullah
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2018