Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu dibuka melemah terkendala sentimen negatif yang datang dari eksternal.Aksi window dressing dapat menjadi dukungan penguatan IHSG dipenghujung tahun ini
IHSG BEI dibuka melemah 36,94 poin atau 0,60 persen menjadi 6.126,65. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 9,22 poin atau 0,93 persen menjadi 979,95.
Analis CSA Research Institute, Reza Priyambada di Jakarta, Rabu mengatakan keputusan Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed) yang telah menaikan suku bunga acuannya masih menjadi salah satu kendala bagi IHSG untuk bergerak di area positif.
"Imbas dari eksternal itu juga mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah yang berujung pada terganggunya psikologis investor di pasar saham," katanya.
Ia menambahkan kemungkinan masih adanya potensi perang dagang seiring sikap kedua petinggi negara, baik AS maupun China yang belum terlihat melunak turut menjadi faktor negatif bagi pasar saham.
"Dengan adanya persepsi tersebut tentunya turut berimbas pada terjadinya aksi jual di pasar saham," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, di tengah sentimen yang cenderung negatif saat ini masih terdapat beberapa saham yang prospektif menjelang akhir tahun ini.
Kepala riset Valbury Sekuritas, Alfiansyah menambahkan di tengah terbatasnya katalis positif bagi pasar, potensi aksi window dressing pada akhir tahun ini dapat mengeliminir faktor negatif, terutama global.
"Aksi window dressing dapat menjadi dukungan penguatan IHSG dipenghujung tahun ini," katanya.
Bursa regional, di antaranya Indeks Nikkei menguat 166,57 poin (0,87 persen) ke 19.322,31, Indeks Shanghai melemah 3,62 poin (0,14 persen) ke 2.508,44, dan Indeks Strait Times melemah 32,75 poin (1,07 persen) ke posisi 3.018,31.
Baca juga: Kenaikan bunga Fed bikin rupiah terperosok
Baca juga: Catatan akhir tahun - Jonan "blak-blakan" pasca divestasi Freeport (Bagian I)
Baca juga: Catatan akhir tahun - Jonan "blak-blakan" pasca divestasi Freeport (Bagian II)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018