"Berkaitan dengan titik terdampak, sampai kemarin semua sudah bisa diakses," katanya di Jakarta, Kamis.
Ia menganggap wajar kalau pada hari pertama hingga kedua setelah bencana pengiriman bantuan tidak mudah dan membutuhkan waktu, apalagi dalam kondisi cuaca yang tidak terlalu baik.
"Memang dalam setiap bencana di hari pertama dan kedua itu untuk mengakses tidak mudah, itu membutuhkan waktu apalagi dengan kondisi cuaca yang disebutkan BMKG tidak begitu baik, mulai dari gelombang tinggi dan hujan, sehingga menghambat pembukaan akses ke daerah terdampak," kata dia.
Tsunami yang pada 22 Desember melanda kawasan Selat Sunda berdampak menimbulkan korban jiwa dan kerusakan di Kabupaten Pandeglang dan Serang di Banten, serta Kabupaten Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran di Lampung.
Bencana itu menimbulkan dampak paling parah di Pandeglang, membuat Kecamatan Sumur yang ada di kabupaten itu sempat terisolasi.
Pemerintah daerah telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari untuk Pandeglang sejak 22 Desember 2018 hingga 4 Januari 2019. Sementara masa tanggap darurat di Lampung Selatan ditetapkan tujuh hari sejak 23 Desember hingga 29 Desember 2018.
Agus mengatakan selama masa tanggap darurat bencana Kementerian Sosial bertugas memastikan barang kebutuhan dasar warga terdampak bencana seperti makanan, minuman, tenda, dan yang lainnya tersedia.
Kementerian Sosial sudah membuka tujuh dapur umum lapangan untuk memenuhi kebutuhan pangan warga terdampak tsunami di Banten. Dapur umum langan di Pandeglang ada di Labuan, Carita, Angsana, Sumur, Cinangka, dan Tanjung Lesung. Sementara di Kabupaten Serang, dapur umum lapangan ada di Mancak.
Pemerintah juga menyediakan dapur umum di Kantor Gubernur Provinsi Lampung, depan kantor Kominfo Provinsi Lampung, MTS Negeri Way Muli Kecamatan Rajabasa dan Kampung Siaga Bencana (KSB) Kabupaten Pring Sewu untuk pengungsi dari Pesawaran serta Tanggamus
Baca juga:
Warga yang mengungsi di pegunungan Lampung belum tersentuh bantuan
Warga Sumatera Barat akan kirim rendang untuk korban tsunami
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018