Jakarta (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian, memberi istilah "gencatan senjata" antara Kepolisian Indonesia dengan kelompok bersenjata di Kabupaten Nduga selama Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.... untuk Natal dan Tahun Baru, saya perintahkan jajaran Polri untuk cooling down, genjatan senjata dulu...
"Penegakan hukum terbatas untuk Natal dan Tahun Baru, saya perintahkan jajaran Polri untuk cooling down, genjatan senjata dulu," ujar dia, di Markas Kepolisian Indonesia, Jakarta, Kamis.
Sepanjang tidak terjadi keributan, ucap Karnavian, polisi di sana tidak perlu mengejar kelompok bersenjata hingga Tahun Baru 2019.
Kepolisian Indonesia memilih langkah itu karena masyarakat setempat sangat menghargai Natal dan melakukan kegiatan keagamaan di gereja.
Langkah penegakan hukum yang keras, apalagi hingga terdapat korban, dia nilai terlalu sensitif untuk masyarakat Nduga yang sebagian besar merayakan Natal.
Selain pengejaran kelompok bersenjata, polisi tetap melakukan pendekatan halus dengan menjalin komunikasi dengan tokoh masyarakat.
"Yang kami lalukan tetap melakukan langkah halus, pendekatan tokoh masyarakat seperti ada kegiatan Natal bersama di sana untuk memenangkan hati," ucap Karnavian, yang dikenal sukses dalam penanganan dan penanggulangan jaringan teroris internasional di Indonesia.
Ia yakin berhasil merebut simpati publik setempat sekaligus menang dalam konflik itu.
Ada pun akar masalah utama tindakan kekerasan di Nduga, menurut dia, adalah tidak meratanya kesejahteraan masyarakat yang terisolasi di pegunungan.
Ia mencontohkan sebelumnya gerakan kemerdekaan paling kuat di Manokwari, tetapi seiring terdapat perbaikan kesejahteraan, kelompok bersenjata pun tiada.
Untuk itu, ia menekankan alasan Presiden Joko Widodo berkeras membangun jalan Lintas Papua untuk menghubungkan Papua agar perekonomian dan kesejahteraan masyarakat membaik.
Baca juga: Warga Mbua gelar ibadah Natal bersama
Baca juga: Warga Mbua inginkan pembangunan jalan Trans-Papua dilanjutkan
Baca juga: Indonesia akan lawan fitnah media Australia soal Papua
Pewarta: Dyah Astuti
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018