Dubes China kunjungi Muhammadiyah bahas Uighur

28 Desember 2018 17:13 WIB
Dubes China kunjungi Muhammadiyah bahas Uighur
Pengunjuk rasa dari berbagai organisasi Islam menggelar aksi solidaritas terhadap Muslim Uighur di depan Kedubes Cina, Jakarta, Jumat (21/12/2018). Aksi solidaritas tersebut untuk mengutuk kekerasan terhadap Muslim Uighur oleh pemerintah Cina dan meminta pemerintah Indonesia bersikap tegas atas peristiwa tersebut. ANTARA FOTO/Putra Haryo Kurniawan/pras)

China agar menjadikan provinsi Xinjiang sebagai tempat terbuka yang bisa dikunjungi oleh masyarakat internasional

Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian berkunjung ke kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah Jakarta dan bertemu dengan Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir untuk membahas beberapa isu, salah satunya mengenai keadaan masyarakat Uighur di Provinsi Xinjiang, China.

"PP Muhammadiyah telah menerima kunjungan Dubes China untuk yang kedua kali. Untuk kali ini, beliau menyampaikan informasi dan keterangan yang terbuka mengenai keadaan masyarakat Uighur di Provinsi Xinjiang sebagaiamana yang telah menjadi pemberitaan di Indonesia maupun dunia internasional," kata Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir di Jakarta, Jumat.

Dalam kunjungan ke kantor PP Muhammadiyah, Dubes Xiao Qian membahas tiga hal utama dengan pihak Muhammadiyah, yaitu mengenai keadaan masyarakat Uighur di Provinsi Xinjiang, soal investasi dan tenaga kerja China di Indonesia, serta upaya peningkatan hubungan kerja sama antarmasyarakat Indonesia dan China.

Terkait persoalan Uighur, pihak Muhammadiyah memberi masukan bagi Pemerintah China untuk menjawab berbagai pertanyaan  dan isu yang berkembang mengenai keadaan yang berlangsung di Xinjiang secara terbuka kepada masyarakat internasional.

"Kami beri masukan lewat bapak Dubes (Xiao Qian) agar pemerintah China selain memberi penjelasan terbuka, juga dapat menjadikan provinsi Xinjiang sebagai tempat terbuka yang bisa dikunjungi oleh masyarakat internasional. Dengan keterbukaan itu bisa diketahui apa yang terjadi sebenarnya," ujar Haedar.

 Muhammadiyah mendorong China, sebagai salah satu negara besar yang mempunyai kekuatan ekonomi dan diplomasi luas dan menjadi pelopor paradigma politik internasional, dapat melihat persoalan yang terjadi terhadap kelompok Uighur dengan pendekatan komperhesif yang mengedepankan perdamaian.

Menanggapi hal itu, Dubes Xiao Qian menyampaikan bahwa situasi sebenarnya di Provinsi Xinjiang cukup baik dari segi politik dan sosial, di mana berbagai suku termasuk Uighur menikmati kebebasan beragama.

"Kami melihat masyarakat Indonesia sangat perhatian dengan situasi Xinjiang, kami bersedia untuk meningkatkan komunikasi dengan masyarakat Xinjiang serta meningkatkan pemahaman dan pengertian antara kedua belah pihak. Saya menyambut baik teman-teman Indonesia untuk berkunjung ke China untuk melihat seperti apa China itu," ujar Dubes Xiao Qian.  

 Baca juga: Ratusan pakar kutuk China atas pembangunan pusat penahanan di Xinjiang
Baca juga: China tahan sejuta warga Uighur di fasilitas rahasia
 

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018