• Beranda
  • Berita
  • Pembangunan RDMP Balikpapan dinilai berdampak positif pada ekonomi

Pembangunan RDMP Balikpapan dinilai berdampak positif pada ekonomi

28 Desember 2018 19:23 WIB
Pembangunan RDMP Balikpapan dinilai berdampak positif pada ekonomi
Pembangunan Proyek RDMP RU V Pekerja melintas di kawasan kilang RU V Pertamina di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (9/6/2016). PT Pertamina (Persero) segera mulai pembangunan proyek Refinery Development Masterplan Program (RDMP) RU V Balikpapan yang akan meningkatkan kapasitas pengolahan dari 260.000 bph saat ini menjadi 360.000 bph pada akhir 2019. Pertamina menargetkan Indonesia tidak lagi impor BBM pada 2023 melalui program RDMP dan Grass Root Refinery dengan kapasitas pengolahan sebesar 2 juta bph. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Adanya megaproyek Refinery Development Master Plan Pertamina di tahun ini dapat berkontribusi cukup besar. Banyak sektor yang akan terkena dampak

Jakarta (ANTARA News) - Pembangunan Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan oleh Pertamina yang akan dimulai dalam waktu dekat dinilai  berdampak positif bagi peningkatan ekonomi, baik untuk jangka pendek dan panjang. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Suharman Tabrani menyatakan bahwa pembangunan RDMP Balikpapan Pertamina  diharapkan bisa menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal.

 "Misal dari aspek keuangan perbankan melalui transaksi dan perputaran dana.  Bahkan, pertumbuhan ekonomi Balikpapan kita prediksi mencapai 4,6 persen pada 2019," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Beberapa faktor pendongkrak laju pertumbuhan ekonomi, ungkap Suharman, di antaranya adalah puncak pembangunan RDMP RU V, operasional Tol Balikpapan-Samarinda, berlanjutnya proyek pembangunan strategis, peningkatan konsumsi akibat banyaknya proyek strategis tersebut, potensi lokal pariwisata dan perkembangan ekonomi kreatif. 

"Adanya megaproyek Refinery Development Master Plan Pertamina di tahun ini dapat berkontribusi cukup besar. Banyak sektor yang akan terkena dampak,” katanya.

RDMP Balikpapan juga diprediksi bisa memulihkan kinerja pembiayaan, tambahnya, karena seperti diketahui, selama ini penyaluran kredit perbankan di Balikpapan sepanjang tahun lalu dilaporkan tumbuh minus 0,1 persen (yoy). 

Lambatnya kinerja tersebut tak lepas dari langkah hati-hati yang diterapkan sejumlah bank, karena risiko yang tinggi. 

“Pada tahun 2018, peluang untuk memulihkan kinerja pembiayaan mulai muncul, salah satunya dari proyek pengembangan kilang (RDMP) Pertamina,” kata dia. 

Hal senada dinyatakan pengamat ekonomi Universitas Mulawarman Aji Sofyan Effendi  bahwa, proyek tersebut akan meningkatkan pendapatan  yang akhirnya meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat secara luas.

"Sisi positif lain, adalah berkembangnya sektor UMKM, seperti warung dan pedagang kecil lain, lanjutnya,  sektor tersebut antara lain bisa mem-back up jalur distribusi makanan," katanya. 

Selain itu, menurut dia, transaksi perbankan di Balikpapan pun terdongkrak dengan proyek RDMP.   Dalam aspek moneter dan perbankan tersebut, bisa menggerakkan transaksi anggota masyarakat kepada bank, misalnya, memperlancar kredit yang semula macet, karena mereka memiliki uang yang cukup. 

Sementara untuk dampak jangka panjang, Aji menyebut bahwa proyek RDMP kilang tersebut bisa memperkuat ketahanan energi nasional. Dampak positif ini juga langsung menyentuh masyarakat, karena energi memang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Pembangunan RDMP Pertamina untuk kilang Balikpapan memasuki fase baru, terutama, setelah penandatanganan kontrak pelaksanaan rancangan konstruksi (Engineering, Procurement and Construction - EPC) ruang lingkup pembangunan kilang baik Inside Battery Limit (IBL) maupun Outside Battery Limit (OSBL).  



Baca juga: Proyek RDMP akan tingkatkan ketahanan energi Indonesia

Baca juga: Kontrak pekerjaan konstruksi RDMP Kilang Balikpapan ditandatangani

Pewarta: Subagyo
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2018