"Kami baru saja kembali ke rumah setelah beberapa waktu tinggal di tempat pengungsian korban tsunami, namun harus kembali mengungsi untuk menghindari banjir," kata Sukmana, warga Teluk, Pandeglang, Selasa.
Banjir yang menerjang perkampungan Teluk akibat luapan Kali Cipunten menyusul curah hujan di daerah itu cukup tinggi.
Curah hujan intensitas lebat dan ringan terjadi sejak Senin (31/12) siang hingga Selasa (1/1) pagi.
Banjir juga menggenangi ruas jalan Labuan-Carita hingga pertigaan Pasar Labuan mengakibatkan banyak kendaraan yang mogok.
Selain itu juga ratusan warga terpaksa kembali mengungsi sebelum banjir surut.
"Kami sudah lelah dan capek, baru saja pulang dari pengungsian korban tsunami namun kembali mengungsi lagi karena banjir," ujarnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang Asep Rahmat mengatakan pihaknya bersama tim SAR gabungan melakukan evakuasi penyelamatan dan pertolongan warga yang terdampak banjir.
Banjir yang menerang Kecamatan Labuan meluas dibanding banjir pertama pascatsunami.
Namun, banjir yang paling parah di antaranya perkampungan Teluk yang sebagian besar berprofesi nelayan.
"Kita menerjunkan tim SAR gabungan melibatkan BPBD, Basarnas, TNI/Polri dan relawan untuk mengevakuasi warga korban banjir," kata Asep Rahmat.
Baca juga: Jembatan penghubung desa di Pandeglang ambruk akibat luapan air
Baca juga: 41 korban longsor Sukabumi belum ditemukan
Pewarta: Mansyur
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019