"Kapolda sudah memerintahkan agar kasus ini diselidiki," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol.Agus Triatmaja di Semarang, Selasa.
Menurut dia, bom palsu tersebut tidak diletakkan di Mapolres Cilacap.
"Bukan di depan mapolres, tetapi di trotoar RS Fatima. Kebetulan letaknya di bersebelahan polres," tambahnya.
Ia menuturkan pengungkapan dugaan ancaman bom tersebut bermula dari laporan seseorang ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polres Cilacap pada Selasa dini hari.
Pelapor yang mengaku sebagai pengunjung RS Fatima tersebut, kata dia, menemukan sebuah kardus yang tergeletak terbungkus plastik berwarna kuning tergeletak di depan pintu masuk rumah sakit.
Dari hasil pemeriksaan, lanjut dia, di dalam kardus tersebut berisi tiga pipa paralon, kabel berwarna merah dan biru, baterai, 44 buah paku, serta sebuah jam kecil.
"Dari keterangan unit Gegana yang diterjunkan, tidak ditemukan detonator, selain itu juga tidak ditemukan bahan peledak," katanya.
Menurut dia, di dalamnya hanya ditemukan semen putih dan pecahan genting.
Selain itu, lanjut dia, benda mencurigakan tersebut juga tidak terangkai seperti sebuah bom.
"Sementara belum bisa dikatakan sebagai bom, untuk kepastiannya harus menunggu hasil labfor," katanya.
Baca juga: Penyebar ancaman bom ditangkap Polda NTT
Baca juga: Terdakwa peneror Transmart menangis bacakan pembelaan
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019