"Pencarian terus dilakukan agar seluruh korban yang diduga masih tertimbun longsor segera ditemukan, yang informasinya saat ini sebanyak 20 jiwa masih belum diketahui keberadaannya," kata Kepala BNPB Willem Rampangilei saat mengunjungi lokasi longsor di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Rabu.
Menurut hasil evaluasi tim, ia menjelaskan, bencana tanah longsor pada 31 Desember itu menyebabkan kerusakan 29 rumah yang dihuni oleh 30 keluarga yang meliputi 100 orang.
Dari 100 orang yang terdampak tanah longsor itu, menurut dia, 64 orang ditemukan selamat, tiga orang luka berat dan menjalani perawatan di RSUD Palabuhanratu, 13 orang meninggal dunia dan 20 orang belum ditemukan.
Willem mengatakan daerah terdampak tanah longsor itu medannya cukup berat, di mana tim SAR harus berjibaku menembus lumpur pekat dalam melakukan pencarian dan evakuasi, sementara hujan bisa tiba-tiba turun dan menambah tantangan dalam pencarian.
Guna mempercepat pencarian, tim membutuhkan dukungan alat berat tambahan, yang masih dalam perjalanan menuju lokasi bencana.
Willem menjelaskan pula bahwa pemerintah tidak membangun tenda pengungsian bagi warga terdampak tanah longsor karena mereka kebanyakan sudah tinggal di rumah keluarga terdekat.
"Dalam penanganan korban selamat, pemerintah tidak membuka tenda pengungsian karena mayoritas korban memiliki keluarga yang rumahnya tidak jauh serta merupakan bagian dari Kampung Adat Sinarresmi sehingga tinggal di rumah keluarganya," tambahnya.
Meski demikian, menurut dia, pemerintah menyiapkan satu dapur umum yang bisa menyediakan tiga ribu porsi makanan bagi warga terdampak tanah longsor yang membutuhkan. Korem 061 Suryakencana dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi mengelola dapur umum tersebut.
Baca juga:
Jawa Barat hadapi 544 bencana tanah longsor sepanjang 2018
Tim SAR evakuasi 15 jenazah korban longsor Cisolok
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019