"Tsunami hingga ratusan korban meningal, luka-luka, kerusakan rumah hingga ribuan warga mengungsi maka kita bangkit kembali semangat membangun," kata Tito saat menghadiri istighatsah dan doa bersama di Masjid Salafiah Caringin, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Kamis.
Bencana alam yang terjadi di berbagai daerah di Tanah Air merupakan cobaan dari Allah Swt, namun manusia harus cepat membangun kembali.
Semangat membangun adalah kuncinya militansi kebersaman dan keberagaman manusia.
Ia mencontohkan, negara Jepang yang hancur luluh lantak dan lebur pada perang dunia kedua juga diterjang bencana tsunami hingga ribuan orang meninggal dunia,
Namun, mereka bangkit kembali untuk berusaha semangat membangun.
Saat ini, Jepang sebagai negara yang berkembang teknologi, meski ribuan warganya meninggal dunia akibat bom atom dan tsunami.
Karena itu, bencana tsunami yang melanda masyarakat Banten harus secepatnya membangun dan jangan sampai runtuh.
Pemerintah pusat dan daerah memfasilitasi untuk memberikan kemudahan-kemudahan untuk membantu agar kehidupan masyarakat kembali pulih.
"Kami berharap pasca-tsunami itu kehidupan masyarakat menjadi lebih baik," katanya.
Menurut Kapolri, Indonesia merupakan negara kepulauan dan masuk daerah rawan bencana gempa dan tsunami.
Selain itu Indonesia berada pada cincin api mulai Jepang, News Zaeland hingga Selandia Baru juga memiliki lempengan dari Aceh, Sumatera, Jawa, Bali hingga NTT,
Pemerintah harus melakukan upaya pemasangan deteksi dini untuk mengurangi korban jiwa.
Bencana lainnya, kata dia, longsoran tanah dan banjir selalu menerjang masyarakat.
Belum lama ini, kata dia, puluhan warga meninggal dunia akibat longsoran di Sukabumi.
"Longsoran di Sukabumi itu akibat adanya penebangan pohon," katanya.
Doa istighatsah itu dipimpin ulama karismatik KH Abuya Muhtadi. Hadir juga Gubernur Banten Wahidin Halim, Kapolda Banten Irjen Pol Tomsi Tohir, Bupati Pandeglang Irna Narulita, dan tokoh masyarakat serta ulama se Banten.*
Baca juga: BMKG: Waspadai potensi bencana akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau
Baca juga: Pemerintah pastikan wisatawan korban tsunami Selat Sunda dapat santunan
Pewarta: Mansyur
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019