• Beranda
  • Berita
  • BRI siapkan Rp1,5 triliun, akuisi perusahaan asuransi kerugian

BRI siapkan Rp1,5 triliun, akuisi perusahaan asuransi kerugian

3 Januari 2019 20:11 WIB
BRI siapkan Rp1,5 triliun, akuisi perusahaan asuransi kerugian
Bank BRI (ANTARA News)

Imbauan dari OJK kan bank BUKU I dan II, tapi mahal

Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menyiapkan anggaran Rp 1,5 triliun pada tahun ini untuk mengakuisisi perusahaan asuransi kerugian atau asuransi umum.

Direktur Utama BRI Suprajarto setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RPUSLB) di Jakarta, Kamis, mengatakan aksi anorganik dengan mengakuisisi perusahaan asuransi kerugian dilakukan agar perseroan bisa tumbuh terakselerasi, sekaligus memanfaatkan pasar dari segmen bisnis utama perseroan di sektor mikro.

"Dana yang disiapkan untuk asuransi sekitar Rp 1,5 triliun," ujarnya.

Supra, panggilan akrab Suprajarto berharap proses akusisi bisnis asuransi kerugian ini rampung pada semester I 2019.

Disinggung mengenai profil calon perusahaan asuransi kerugian yang akan diakuisisi, ia enggan berkomentar banyak, hanya berujar bahwa BRI masih mengamati, membandingkan, dan selanjutnya memilih perusahaan yang akan diakuisisi.

Bank dengan laba terbesar di Indonesia itu sejak tahun lalu terus memperluas "gurita" bisnisnya dengan aksi usaha anorganik. Di tahun 2018, BRI mengakuisisi PT Bahana Dana Ventura dan PT Danareksa Sekuritas serta PT  Danareksa Investment Management.

BRI juga sempat memiliki rencana untuk mengakuisisi bank. Namun harga akuisisi yang ditawarkan beberapa bank umum kegiatan usaha (BUKU) I dan BUKU II dinilai terlalu mahal.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memang mengimbau perbankan besar seperti BRI untuk berkonsolidasi  dengan perbankan bermodal kecil agar fungsi intermediasi bank kecil tersebut dapat lebih efektif.

"Imbauan dari OJK kan bank BUKU I dan II, tapi mahal," imbuh dia.

Total aset Perseroan pada 30 September 2018 tercatat Rp1.183,4 triliun tumbuh 13,9 persen (yoy). Penyaluran kredit Rp808,9 triliun tumbuh 16,5 persen (yoy). Kemudian rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) BRI secara gross tercatat 2,5 persen.

Baca juga: Dirut Pegadaian Sunarso "pulang kampung" ke BRI

Baca juga: Menkeu: Peningkatan kegiatan ekonomi topang pencapaian pajak 2018


 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019