Kemunculan buaya di Ambon disisir BKSDA Maluku

8 Januari 2019 21:49 WIB
Kemunculan buaya di Ambon disisir BKSDA Maluku
Foto ilustrasi buaya muara atau buaya bekatak (Crocodylus porosus) yang hidup di sungai-sungai dan muara menuju laut. (fr.fotopedia.com)

Kita juga melakukan identifikasi jenis buaya yang dilaporkan masyarakat, apakah itu buaya muara atau laut

Ambon, (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya (BKSDA) Provinsi Maluku menyisir keberadaan buaya yang dilaporkan masyarakat muncul di pesisir Ambon, yakni kawasan Pelabuhan Yos Sudarso.

"Setelah menerima laporan dari masyarakat pada Senin (7/1) kami telah melakukan penyisiran di kawasan pesisir, terutama Pelabuhan Yos Sudarso," kata Kepala BKSDA Maluku, Mukhtar Amin Ahmadi, di Ambon, Selasa.

Ia mengatakan, informasi dari warga sekitar terdapat empat ekor buaya, yakni satu ekor buaya dengan panjang tiga meter dan tiga ekor panjangnya satu meter.

Empat ekor buaya mulai dilihat warga sekitar pada 31 Desember 2018. Kemunculan buaya tersebut dilihat warga saat ingin berjemur di sekitar got besar atau tempat pembuangan kotoran di kawasan pasar lama atau  Pelabuhan Slamet Riyadi.

"Laporan masyarakat ditindaklanjuti dengan penyisiran dan rencana penangkapan buaya, kami juga mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan ke 'call center' BKSDA Maluku jika buaya terlihat kembali," katanya.

Menurut Mukhtar, warga yang melaporkan kemunculan buaya sempat melihat hewan reptil muncul di gorong-gorong kawasan Pelabuhan Slamet Riyadi dan juga di perairan dekat Pasar Mardika Ambon.

"Kita juga melakukan identifikasi jenis buaya yang dilaporkan masyarakat, apakah itu buaya muara atau laut," ujarnya.

BKSDA Maluku saat ini juga telah menyiapkan jaring yang akan dipakai untuk menangkap empat ekor buaya.

"Kita juga telah berkoordinasi dengan pihak pelabuhan untuk menyiapkan jaring yang akan digunakan untuk menangkap buaya yang muncul di gorong-gorong sekitar Pelabuhan Yos Sudarso Ambon," tandasnya.

Ditambahkannya, jika buaya tersebut telah ditangkap, sesuai rencana akan direlokasi ke habitat yang lebih aman dan jauh dari masyarakat.

"Sesuai rencana kita akan merelokasi ke habibatnya di Seram Bagian Barat, mengingat sebelumya kita telah melakukan relokasi beberapa kali di sana," demikian Mukhtar Amin Ahmadi.

Baca juga: Anak buaya diserakan kepada BKSDA Maluku

Baca juga: Buaya kembali terkam nelayan Saumlaki

Baca juga: BKSDA Maluku selamatkan 1.007 tumbuhan dan satwa dilidungi

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019