• Beranda
  • Berita
  • "Pasigala Center" usulkan integrasi dana desa pulihkan bencana Sulteng

"Pasigala Center" usulkan integrasi dana desa pulihkan bencana Sulteng

8 Januari 2019 22:03 WIB
"Pasigala Center" usulkan integrasi dana desa pulihkan bencana Sulteng
Warga melihat lokasi bekas bencana gempa dan likuifaksi di Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/12/2018). Pada musim libur akhir tahun 2018, lokasi itu ramai dikunjungi warga setempat maupun dari luar kota, yang datang untuk melihat langsung dampak bencana alam yang melanda daerah tersebut. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/hp. (ANTARA FOTO/MOHAMAD HAMZAH)

Kita telah membaca rencana-rencana yang dibuat secara nasional. Semua bersifat 'top-down', aspek partisipasi desa kurang diperhatikan. Kami menyarankan pemerintah pusat mengubah pandangan dengan memaksimalkan potensi desa sebagai kekuatan bangkit dan

Palu, (Antara News) - Koalisi yang tergabung dalam Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) Center mendorong pemerintah mengintegrasikan dana desa untuk pemulihan pascabencana gempa, tsunami dan likuifaksi yang menimpa tiga daerah itu di Sulawesi Tengah.

Sekretaris Jenderal Pasigala Center, Andika, dalam pernyataan yang disampaikan di Palu, Selasa mengemukakan pemulihan itu bisa dilakukan lewat program "desa tangguh bencana" di Sulawesi Tengah, untuk meminimalisasi dampak bencana yang terjadi.

"Kita telah membaca rencana-rencana yang dibuat secara nasional. Semua bersifat 'top-down', aspek partisipasi desa kurang diperhatikan, pemerintah masih terjebak dalam pembacaan makro. Kami menyarankan pemerintah pusat mengubah pandangan dengan memaksimalkan potensi desa sebagai kekuatan bangkit dan tangguh bencana," katanya.

Menurut dia, secara struktural organisasi desa adalah kekuatan yang harusnya dapat didorong sebagai barisan terdepan memulai apa yang kita sebut dengan partisipasi.

Masyarakat desa,katanya, harus diajak membuat rencana bersama secara kolektif, dan pemerintah mencatat kebutuhan mereka secara adil.

"Kita selalu mengulang kesalahan yang sama, menganggap bencana hanya bisa diterima dengan segala kesukaran hidup yang ditimbulkan, tanpa belajar bersama untuk sebuah tata kelola bencana sebagai sebuah kesadaran bersama," katanya.

Ia berharap, proses pemulihan dan pembangunan kembali Sulawesi Tengah yang berbasis dana hutang (loan) harus bisa menghasilkan proses keberlanjutan, bukan bangunan kumuh sisa huntara versi Kementerian PUPR.

Ia juga menyebutkan bahwa urgensi kerja pelibatan desa memang harus dekat dengan organisasi badan kerja pemulihan dan pembangunan kembali Pasigala.

"Judul besarnya pemulihan dan pembangunan kembali Pasigala dan 'Lombok by loan', dari dana hutang. Sehingga desa, kelurahan, kecamatan, bupati hingga gubernur harus bisa membangun kesadaran dan kecakapan organik mengurus pascabencana, dan membangun kembali prabencana, mulai dari level paling terkecil," demikian Andika.

Baca juga: Awasi penggunaan dana pinjaman Bank Dunia untuk rekonstruksi daerah bencana

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019