• Beranda
  • Berita
  • Kepada investor asing, Luhut: Pengembangan kawasan industri harus gandeng lokal

Kepada investor asing, Luhut: Pengembangan kawasan industri harus gandeng lokal

11 Januari 2019 12:40 WIB
Kepada investor asing, Luhut: Pengembangan kawasan industri harus gandeng lokal
Menko Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan melakukan pertemuan dengan para investor di Wisma IMIP, Morowali, Kamis (10-1-2019). (ANTARA News/Humas Kemenko Kemaritiman)

Anda harus menggandeng partner lokal. Hal ini tidak boleh ditawar.

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pengembangan kawasan industri di Indonesia harus menggandeng mitra lokal sehingga saling menguntungkan.

Luhut menegaskan hal tersebut saat berkunjung ke kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan bertemu dengan investor/calon investor dari China, Kamis.

"Pemerintah akan membantu agar ini bisa dikembangkan menjadi kawasan ekonomi khusus tetapi syaratnya. Anda harus menggandeng partner lokal. Hal ini tidak boleh ditawar. Tentunya kerja sama itu harus menguntungkan kedua belah pihak," ujarnya melalui keterangan pers tertulis yang diterima Antaranews, di Jakarta, Jumat.

Mantan Menko Polhukam itu mengungkapkan kerja sama dengan mitra lokal bukan saja di bidang industri, tetapi juga di bidang lain termasuk riset.

Ia menyebut Universitas Tsinghua dari Beijing telah menyatakan keinginan mereka untuk mendirikan pusat riset di Morowali dan akan bekerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia seperti ITB atau perguruan tinggi lain di Indonesia.

Turut hadir kesempatan itu Direktur Utama PT Inalum Budi Sadikin, perusahaan yang menurut Luhut bisa menjadi mitra lokal para investor. Selain itu ada CEO Busana Aparel Grup Maniwanen yang mewakili sektor swasta dan berbicara tentang prospek bisnis di Indonesia.

Maniwanen mengatakan industri-industri di Indonesia selama ini masih mengimpor "stainless steel" untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Adanya "stainless steel" yang dihasilkan di kawasan IMIP tentu akan bisa diserap oleh industri dalam negeri karena bisa menghemat biaya transportasi, bahkan bisa memunculkan industri-industri hilir yang baru. "Sektor swasta siap bekerja sama dengan kawasan industri ini," ujarnya.

Pertemuan ini diikuti oleh Presiden Direktur Tsingshan Group Xiang Guangda, Presiden Direktur Gelinmei Xu Kaihua, Presiden Direktur CATL Li Changdong, Direktur dari BRUNP Recycling Chen Xuehua, Huayou dan perwakilan perusahaan Jepang Hanwa Hironari Furukawa, yang berkomitmen untuk bermitra dengan perusahaan Indonesia, dan membawa teknologi terbaru serta menjaga lingkungan hidup sekitar dari pencemaran.

IMIP yang terletak di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, menjadi pusat pengolahan nikel. Kerap diisukan menjadi kawasan yang dibanjiri tenaga kerja asing, kawasan industri yang mempekerjakan 30.028 tenaga kerja itu memiliki 3.100 tenaga kerja asing dengan masa kontrak paling lama tiga tahun.

Baca juga: Kawasan Industri Morowali serius kurangi tenaga kerja asing

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019