• Beranda
  • Berita
  • Universitas Udayana siapkan 1.000 komputer untuk SBMPTN 2019

Universitas Udayana siapkan 1.000 komputer untuk SBMPTN 2019

12 Januari 2019 08:38 WIB
Universitas Udayana siapkan 1.000 komputer untuk SBMPTN 2019
Ilustrasi. Ujian tulis berbasis komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (8/5/2018). (ANTARA /Indrianto Eko Suwarso)

Sistem seleksi penerimaan mahasiswa baru yang dulunya berbasis cetak, sekarang ujian tulis berbasis komputer. Dengan sistem yang baru ini diharapkan dapat berjalan adil, transparan, fleksibel, efisien dan akuntabel

Jimbaran (ANTARA News) - Universitas Udayana (Unud) menyiapkan 1.000 komputer untuk pelaksanaan ujian tulis berbasis komputer (UTBK) dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019.

"Sistem seleksi penerimaan mahasiswa baru yang dulunya berbasis cetak, sekarang ujian tulis berbasis komputer. Dengan sistem yang baru ini diharapkan dapat berjalan adil, transparan, fleksibel, efisien dan akuntabel," kata Rektor Unud Prof Dr dr AA Raka Sudewi di Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, Jumat.

Universitas Udayana sudah bersiap untuk melaksanakan penerimaan mahasiswa baru 2019 melalui tiga jalur yakni Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), SBMPTN, serta jalur mandiri.

SBMPTN kali ini 100 persen menggunakan Ujian Tulis Berbasis Komputer sehingga disiapkan 1.000 komputer untuk memenuhi kebutuhan jumlah pelamar yang diperkirakan mencapai lebih dari 12 ribu orang. Kuota yang ditetapkan Unud adalah sebanyak 6.124 mahasiswa, namun dari tahun ke tahun pelamarnya berkisar sebanyak 12 ribu orang.

Dengan sistem yang baru, UTBK dapat dilaksanakan sebanyak 10 kali dan masing-masing dua sesi, yakni sesi pagi dan sesi siang. Jadi, seleksi SBMPTN bisa dilakukan maksimal 20 sesi dan pelaksanaannya nanti akan dilakukan setiap Sabtu dan Minggu.

Rektor Raka Sudewi mengimbau agar mahasiswa yang akan ikut UTBK mempersiapkan diri sebaik-baiknya. "Persiapan fisik harus sehat, mental harus tenang, tidak boleh panik, grogi dan yang penting juga memperhatikan jadwalnya. Masing-masing tes waktunya 3 jam 30 menit," ucapnya.

Dengan pelaksanaan UTBK, lanjutnya, mahasiswa bisa langsung melihat nilai yang didapatkan selama mengikuti seleksi, sehingga dapat mengevaluasi diri kelebihan dan kekurangannya, serta ada kesempatan tes kedua kalinya.

"Dengan jumlah pelamar sebelumnya 12 ribu, perkiraan kami pelamar tahun ini sekitar 12.700 orang. Dengan adanya 20 sesi, setiap sesi tidak sampai 1.000 orang, sehingga komputer-komputer yang disiapkan ini kami rasa cukup," kata Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Dr Ir I Nyoman Gde Antara.

Jumlah 1.000 komputer tersebut untuk mengantisipasi membludaknya pelamar. Selain itu, pihaknya juga akan memanfaatkan komputer yang telah dimiliki, ditambah lagi pemanfaatan dari masing-masing prodi, serta pengadaan lagi 165 komputer.

Untuk mengantisipasi situasi kelistrikan saat pelaksanaan UTBK, Unud juga sudah menyiapkan genset. "Untuk ruangan yang dipakai, memakai ruangan prodi-prodi yang ada di fakultas. Kami juga bekerja sama dengan Politeknik Negeri Bali untuk meminjam ruangan," kata Prof Antara.

Secara teknis, pendaftaran SBMPTN akan dilaksanakan 1 Maret sampai dengan 1 April 2019. Sedangkan pelaksanaan UTBK jalur ini akan dilaksanakan mulai 13 April s.d. 26 Mei 2019, setiap Sabtu dan Minggu.

Pengumuman hasil UTBK pada 23 April sampai dengan 2 Juni 2019. Hasilnya akan diberikan kepada peserta, 10 hari setelah pelaksanaan tes.

Sementara itu, sebelum jalur SBMPTN, ada juga jalur yang dimulai dari Pengisian dan Verifikasi Pangkalan Data Sekolah (PDSS) mulai 4 s.d. 25 Januari 2019 oleh sekolah asal siswa. Pengisiannya dilakukan oleh kepala sekolah melalui sistem informasi dan telekomunikasi, sekaligus siswa diberikan kesempatan mengonfirmasikan nilai rapor sudah benar.

Kemudian pendaftarannya dimulai pada 4 s.d. 14 Februari 2019. Sedangkan pengumuman hasil SNMPTN tanggal 23 Maret 2019.

Prof Antara menambahkan, setelah ditutup tanggal 25 Januari 2019, data sudah tidak bisa diotak-atik lagi oleh kepala sekolah. Jadi ketika terjadi perbedaan karena salah memasukkan data, agar segera sebelum 25 Januari.

Baca juga: Android untuk SBMPTN pertama kali gunakan tahun ini

Baca juga: Pesan Menristekdikti kepada peserta SBMPTN




 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019