• Beranda
  • Berita
  • Pasukan Israel tewaskan seorang perempuan, lukai 25 di Jalur Gaza

Pasukan Israel tewaskan seorang perempuan, lukai 25 di Jalur Gaza

12 Januari 2019 13:14 WIB
Pasukan Israel tewaskan seorang perempuan, lukai 25 di Jalur Gaza
Warga Palestina duduk di luar rumah mereka di kamp pengungsi Khan Younis di selatan Jalur Gaza, Rabu (20/6/2018). (REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)
Kota Gaza, (ANTARA News) - Seorang perempuan Palestina tewas dan sedikitnya 25 orang lagi cedera, termasuk seorang wartawan dan seorang petugas paramedis, akibat peluru logam berlapis karet yang ditembakkan tentara Yahudi pada Jumat (11/1).

Saat itu, pasukan Israel menyerang orang Paleatina yang ikut dalam Pawai Akbar Kepulangan, protes yang diselenggarakan di perbatasan Jalur Gaza, kata Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza.

Pasukan Israel juga menembakkan peluru aktif dan peluru logam yang berlapis karet ke pemrotes yang berkumpul di banyak tempat di sepanjang perbatasan Jalur Gaza-Israel, kata Kantor Berita Palestina WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi. Seorang perempuan Palestina meninggal akibat diterjang peluru di kepalanya sementara 14 orang lagi cedera. Perempuan itu diidentifikasi sebagai Amal Mustafa Taramsi (43).

Sebagian orang yang cedera dipindahkan ke rumah sakit dan yang lain dirawat di rumah sakit lapangan.

Lebih dari 205 orang Palestina telah tewas dan lebih dari 22.000 orang lagi cedera oleh pasukan Israel sejak protes Pawai Akbar Kepulangan digelar di perbatasan Jalur Gaza pada 30 Maret 2018.

Sebagian besar korban meninggal pada 14 Mei 2018, ketika pasukan Israel menyerang pemrotes Palestina yang menggelar peringatan ke-70 pendudukan Israel atas Palestina, yang di tempat lain dinamakan Nakba 1948, dan selanjutnya pembersihan setengah juta pengungsi Palestina.

Senjata artileri dan pesawat tempur Israel pada Jumat juga membom dua lokasi di Kota Gaza, dan sepenuhnya menghancurkan kedua tempat itu serta membuatnya terbakar, kata beberapa sumber.

Tak ada laporan mengenai korban jiwa dalam kedua serangan tersebut, meskipun kerusakan besar terjadi.

Baca juga: Pasukan Israel tahan 15 orang Palestina di Tepi Barat
Baca juga: Pasukan Israel tahan 11 orang Palestina dari Tepi Barat


Pada Selasa (18 Desember), Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Nickolay Mladenov menyesalkan merosotnya konsensus internasional dan kurangnya kemajuan dalam proses perdamaian Timur Tengah selama 2018.

"Saya tetap prihatin oleh melemahnya konsensus internasional dan tak-adanya upaya bersama untuk mencapai akhir dari pendudukan (Israel) dan terwujudnya penyelesaian dua-negara melalui perundingan bagi konflik Palestina-Israel, sejalan dengan resolusi terkait PBB dan kesepakatan yang dicapai sebelumnya," kata Mladenov kepada Dewan Keamanan PBB.

"Saya percaya bahwa saya berbicara atas nama kita semua hari ini, ketika saya mengatakan kita semua memiliki keprihatinan yang sama pada akhir 2018 bahwa kita tidak semakin dekat dengan dihidupkannya kembali upaya bagi penyelesaian melalui perundingan. Tanpa sinar politik, semua upaya per orangan dan bersama kita semata-mata memberi sumbangan bagi penanganan konflik dan bukan penyelesaiannya," kata utusan PBB tersebut.

Hanya dengan mewujudkan visi dua-negara yang hidup berdampingan dalam kedamaian, keamanan dan saling pengakuan, dengan Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan Palestina, dan semua masalah status akhir yang diselesaikan secara permanen melalui perundingan, lah aspirasi sah kedua bangsa itu dapat dicapai, katanya.

Mladenov mengutuk perluasan permukiman Yahudi yang berlanjut, yang, katanya, tidak sah berdasarkan hukum internasional, merusak harapan di kalangan penduduk, kepercayaan antara semua pihak, dan penyelesaian dua-negara.

Perencanaan dan pengesahan tender buat permukiman terus terjadi selama 2018, meskipun dengan tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan pada 2017, katanya.

Baca juga: PLO kutuk kunjungan pejabat AS, Israel ke Jerusalem

Redaktur: Mohamad Anthoni

Pewarta: Antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019