Palembang (ANTARA News) - Light Rail Transit (LRT) atau kereta layang ringan saat ini sudah menjadi sarana hiburan baru bagi masyarakat Sumatera Selatan sejak diresmikan 15 Juli tahun lalu.Bukan hanya nyaman, mudah dan cepat, harga tiket untuk menaiki kereta itu juga sangat terjangkau
Hal ini karena banyak masyarakat memanfaatkan sarana transportasi massal itu untuk memenuhi kebutuhan hiburan bersama keluarga.
Hal ini bisa disaksikan dari penampilan kebanyakan penumpang kereta listrik tersebut yang menikmati perjalanan bersama keluarga dan hanya sedikit yang menumpang untuk tujuan keperluan pribadi seperti menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang untuk pergi menggunakan pesawat.
Ditambah lagi dengan ramainya kereta pada waktu hari libur seperti Sabtu dan Minggu, dengan penumpang berbagai usia, tua, muda hingga anak-anak.
Ini menunjukkan kereta yang setiap hari beroperasi tersebut masih menjadi sarana wisata bagi masyarakat Sumsel daripada sebagai sarana transportasi.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru sebelumnya memang mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menggunakan transportasi massal tersebut bila berpergian ke Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
Ia menjanjikan kereta layang ringan tersebut lebih nyaman sehingga sangat menyenangkan untuk digunakan. Selain itu, kereta listrik tersebut juga akan menghindarkan masyarakat dari kemacetan yang makin parah akhir-akhir ini.
Pemberangkatan kereta layang ringan itu juga dijadwalkan ada setiap hari, dari pagi hingga malam hari dengan rute Kompleks Olahraga Jakabaring hingga bandara dan dengan target mencapai 96.000 penumpang per hari.
Oleh karena itu, ujar dia, sudah saatnya masyarakat beramai-ramai menggunakan kereta listrik tersebut untuk keperluan bisnis atau pekerjaan yang membutuhkan bepergian ke luar provinsi melalui Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
Gubernur juga mengimbau kepada pihak Bandara agar penumpang yang datang dan pergi diarahkan untuk menggunakan kereta yang sebelumnya dipersiapkan untuk transportasi Asian Games tersebut.
Selain itu kereta yang dibiayai pemerintah pusat dengan menghabiskan dana sedikitnya Rp9-10 triliun itu diharapkan juga bisa menjadi sarana untuk mempromosikan daerah.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Sumsel Akhmad Najib memaklumi kesenangan masyarakat menjadikan kereta tersebut sebagai sarana hiburan.
Menurut dia, untuk sementara ini LRT memang masih menjadi sarana hiburan bagi masyarakat karena kereta layang ringan itu juga melalui jalur objek wisata daerah Sumsel.
LRT antara lain melalui Pasar Cinde yang merupakan pasar khas Palembang. Selain itu, kereta yang melayang di atas itu juga melalui Masjid Agung serta bersejajar dengan Jembatan Ampera yang menyeberangi Sungai Musi.
Ini berarti kereta ringan tersebut memang juga diminati untuk melihat-lihat tempat-tempat wisata sekaligus bersejarah di kota Palembang.
Tampaknya masyarakat juga penasaran untuk mencoba LRT pertama di Indonesia tersebut.
Baca juga: Kemenhub gelontorkan RP300 miliar subsidi LRT Palembang
Baca juga: Ini harapan Jokowi di sela-sela peninjauan LRT Sumsel
Mudah Diakses
Moda transportasi di Palembang tersebut memang tidak saja nyaman tetapi juga mudah dan cepat. Di setiap stasiun di dilengkapi dengan tangga, eskalator, dan juga elevator sehingga anak-anak, orang lanjut usia, maupun penyandang disabilitas dapat mengakses stasiun dengan mudah.
Calon penumpang tinggal membeli tiket di loket stasiun, kemudian petugas akan mengarahkan serta membantu calon penumpang melewati pintu elektronik menuju peron kereta itu.
Yang unik, setiap stasiun mempunyai warna tersendiri. misalnya, kuning dan Ungu. Ada 13 stasiun dan 1 depot di jalur LRT itu.
LRT itu juga mampu menempuh sekitar 30-45 menit untuk rute sepanjang 23,4 kilometer dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di ujung barat menuju Depot Ogan Permata Indah (OPI) Mall di ujung timur.
Bukan hanya nyaman, mudah dan cepat, harga tiket untuk menaiki kereta itu juga sangat terjangkau bagi masyarakat.
Dengan bantuan subsidi dari Kementerian Perhubungan, penumpang hanya dikenakan biaya Rp10.000 untuk satu kali perjalanan ke atau dari Stasiun Bandara Mahmud Badaruddin II. Sementara untuk rute non-bandara, tiket dijual seharga Rp5.000.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, LRT tersebut karya anak bangsa sehingga masyarakat harus mengapresiasi.
Bangsa Indonesia khususnya warga Sumsel harus bersyukur dan berbangga hati dengan adanya kereta layang ringan tersebut.
Pengerjaan LRT Palembang merupakan hasil dari kolaborasi anak bangsa karena seluruh kontraktornya merupakan perusahaan dalam negeri, mulai dari konstruksi hingga pengoperasian.
Konstruksi kereta tersebut dikerjakan oleh BUMN PT Waskita Karya, pengoperasian dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia, dan rangkaian keretanya merupakan produksi dari PT Inka.
Jadi LRT itu merupakan karya anak bangsa yang perlu didukung bersama oleh segenap masyarakat.
Selain itu pembangunan LRT sangat ideal untuk kota yang berkembang seperti Palembang. Hal ini karena di setiap stasiun akan juga dibangun penghubung ke lokasi penting lainnya.
LRT Palembang diharapkan juga semakin meningkatkan perekonomian dan pembangunan kota dan provinsi tersebut.
Namun, kereta tersebut tetap perlu terus disempurnakan dalam segala aspek seperti sarana penunjang, penambahan rute, jadwal operasi dan lainnya untuk melayani masyarakat sehingga akan semakin diminati.
Baca juga: Masyarakat Palembang berwisata di hari terakhir Asian Games 2018
Baca juga: LRT Palembang sudah melayani 200 ribu penumpang
Pewarta: Ujang Idrus
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019