• Beranda
  • Berita
  • Kemristekdikti jajaki kolaborasi riset dengan Jerman

Kemristekdikti jajaki kolaborasi riset dengan Jerman

14 Januari 2019 20:22 WIB
Kemristekdikti jajaki kolaborasi riset dengan Jerman
Dirjen Penguatan dan Pengembangan Kemenristekdikti Muhammad Dimyati (kedua kanan) didampingi Deputi Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir Hendig Winarno (kanan) melihat langsung alat Radiation Portal Monitor (RPM) yang dipasang di BATAN Serpong seusai dilakukan serah terima alat RPM dari Konsorsium Program Pengembangan Teknologi Industri (PPTI) kepada Pemerintah dalam hal ini diwakili Kemenristekdikti di Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (13/12). (ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) menjajaki kolaborasi riset baru antara peneliti Indonesia dan Jerman dengan Federal Ministry of Education and Research dari Jerman. 

Inisiasi kerja sama itu dibahas dalam pertemuan yang bertajuk "Indonesia - Germany Joint Research Funding Initiative". Pertemuan itu diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan.

Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Muhammad Dimyati menyinggung keistimewaan hubungan sejarah Prof B.J. Habibie dengan Jerman yang berdampak pada jalinan kerja sama khususnya di bidang riset) yang terbangun baik dengan Indonesia.

"Mengapa kita tidak membuat kerja sama riset yang besar? Padahal kita mempunyai modal besar yaitu hubungan sejarah yang baik dalam kerja sama," ujar Dimyati dalam keterangan tertulis yang diterima Antara, Jakarta, Senin.

Di samping itu, perwakilan dari lembaga riset Indonesia, yaitu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Meteoroligi, Klimatologi dan Geofisika, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral memberikan gambaran singkat terkait program, aktivitas dan ruang lingkup penelitian pada instansi masing–masing untuk mencari kecocokan fokus penelitian Indonesia dan Jerman. 

"Kita pergunakan pertemuan yang dihadiri oleh banyak lembaga riset dari kedua belah pihak ini sebagai golden moment untuk mendiskusikan kerja sama riset dimasa yang akan datang," tutur Dimyati.

Dalam kesempatan yang sama perwakilan Federal Ministry of Education and Research (BNBF), Helmut Löwe menuturkan program CLIENT II – International Partnerships for Sustainable Innovations yang merupakan program pendanaan penelitian bertujuan untuk mendukung kemitraan internasional di bidang Iklim, lingkungan dan energi. 

Kegiatan itu dilaksanakan pada periode 2017-2023 dengan area fokus antara lain; Resource Efficiency and Circular Economy, Natural Hazards, Land Management, Climate Protection and Energy Efficiency, Adaptation to Climage Change. 

"Fokus area Resource Efficiency and Circular Economy dan Natural Hazards adalah prioritas baru untuk Third CLIENT II Call, topik tersebut akan dibahas selama Fact Finding Mission dalam bilateral workshop. Batas waktu panggilan berikutnya untuk proposal penelitian adalah 31 Mei 2019. Semoga dalam waktu dekat dapat dirumuskan program–program yang cocok," ujar Helmut.

Sementara itu, Wakil Duta Besar Jerman untuk Indonesia Hendrik Barkeling berharap ada proyek penelitian yang produktif dalam kerja sama penelitian mendatang.*


Baca juga: Kemristekdikti targetkan 120 pusat unggulan Iptek di 2019

Baca juga: 75 juta perangkat pertanian terhubung ke internet pada 2020


 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019