• Beranda
  • Berita
  • Ambisi Desa Cisayong belum selesai soal lapangan Lodaya Sakti

Ambisi Desa Cisayong belum selesai soal lapangan Lodaya Sakti

16 Januari 2019 00:41 WIB
Ambisi Desa Cisayong belum selesai soal lapangan Lodaya Sakti
Menpora Imam Nahrawi (tengah) mengunjungi Lapangan Bola Lodaya Sakti di Desa Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (15/1/2019). Dalam kunjungan kerja ke lapangan bola berstandar Federation of International Football (FIFA) yang dibangun menggunakan dana desa tersebut, menpora berencana akan mengadakan turnamen internasional sepakbola yang diikuti 11 Negara bagi usia muda di lapangan tersebut. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/nz. (ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI)
Tasikmalaya, Jawa Barat (ANTARA News) - Kepala Desa Cisayong, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya Yudi Cahyudin mengatakan Lapangan Sepak Bola Lodaya Sakti membutuhkan bangunan tribun penonton di sisi utara dan selatan selain edukasi masyarakat terkait penggunaan dan perawatan lapangan.

"Kami berharap Kementerian Pemuda dan Olahraga memberikan bantuan pembangunan tribun penonton dengan kapasitas total 1.000 kursi," kata Yudi di sela-sela kunjungan Menpora Imam Nahrawi di Lapangan Sepak Bola Lodaya Sakti, Selasa (15/1).

Lapangan Lodaya Sakti merupakan salah satu program kerja Yudi yang memanfaatkan dana desa dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang menghabiskan anggaran sebesar Rp1,4 miliar.

"Proses pembangunan lapangan ini membutuhkan waktu hingga delapan bulan sejak awal 2018. Ide pembangunan lapangan ini dari diskusi masyarakat desa yang berharap punya tempat ikonik dan menjadi penggerak ekonomi," katanya tentang lapangan sepak bola dengan rumput jenis zoysia matrella yang memenuhi standar internasional.

Yudi mengatakan lapangan Lodaya Sakti lantas menjadi lokasi penyelenggaraan berbagai pertandingan sepak bola kabupaten bahkan provinsi sejak akhir 2018.

"Sekarang, ada kejuaraan sepak bola usia di bawah 14 tahun tingkat Jawa Barat di sini. Idealnya, lapangan ini maksimal dipakai untuk pertandingan hanya empat kali saja dalam satu pekan," ujar pria berusia 36 tahun itu.

Kepala desa yang juga pendukung klub sepak bola Persib Bandung itu mengakui lapangan Lodaya Sakti sudah perlu mendapatkan perawatan intensif menyusul rumput yang menguning dan sebagian sudah mengering.

"Biaya perawatan lapangan ini mencapai Rp5 juta setiap bulan berupa pemotongan rumput, penyiraman, dan pemupukan. Kami akan menutup lapangan ini pada Februari hingga Maret untuk kepentingan perawatan," katanya.

Selain tambahan fasilitas seperti tribun penonton dan kamar ganti pemain, Yudi menekankan lapangan Lodaya Sakti yang sudah populer di Internet itu tidak diperbolehkan dipakai sebagai lapangan upacara ataupun penyelenggaraan kegiatan lain desa, kecuali pertandingan olahraga.

"Kami masih akan membangun lapangan lain di Desa Cisayong sebagai lapangan latihan karena lapangan Lodaya Sakti hanya diperuntukkan sebagai lapangan pertandingan," katanya.

Baca juga: Menpora janjikan kejuaraan sepak bola internasional di Cisayong

 

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019