Hal tersebut disampaikan rapat kedua Joint Coordinating Committee (JCC) proyek untuk mempromosikan penanggulangan penurunan tanah di Jakarta.
"Saya harapkan rapat kedua ini mampu mempercepat proyek promosi penanggulangan penurunan Tanah di Jakarta, yang berlangsung selama tiga tahun sampai dengan Januari 2021, sehingga proyek ini berjalan dengan baik," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu.
Menurutnya, penurunan permukaan tanah di Jakarta merupakan salah satu masalah lintas generasi yang harus ditangani secara serius dan jangka panjang.
“Tadi saya sampaikan bahwa penanganan ini harus belajar dari beberapa kota-kota lain di dunia yang pernah mengalami penurunan permukaan tanah seperti ini. Jepang itu mengalami penurunan permukaan tanah yang luar biasa, khususnya di Tokyo (yang) turun amat dalam," kata Anies.
Proyek Promosi Penanggulangan Penurunan Tanah ini dikerjakan bersama oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat (Kementerian PUPR dan ESDM) dengan Pemerintah Jepang yang difasilitasi oleh Japan International Cooperation Agency (JICA).
Pada 27 Juli 2017, telah ditandatangani Record of Discussions (RoD) on the Project for Promoting Countermeasures against Land Subsidence in Jakarta, antara JICA, Kementerian PUPR, Kementerian ESDM, Bappenas, dan Pemprov DKI Jakarta.
“Ini adalah pekerjaan lintas badan dan saya mengapresiasi kehadiran JICA yang terlibat langsung dalam proyek ini," kata Anies.
JICA bukan saja datang dengan bantuan teknologi dan sumber daya, tapi juga memiliki pengalaman praktis di dalam menyelesaikan masalah penurunan permukaan tanah di Tokyo, katanya.*
Baca juga: Permukaan tanah Jakarta Utara turun 11 cm per tahun
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019