• Beranda
  • Berita
  • Analis: Rupiah bakal melemah terbatas dipengaruhi sentimen Brexit dan China

Analis: Rupiah bakal melemah terbatas dipengaruhi sentimen Brexit dan China

17 Januari 2019 11:01 WIB
Analis: Rupiah bakal melemah terbatas dipengaruhi sentimen Brexit dan China
Pegawai bank menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

Rupiah kemungkinan melemah karena lebih banyak faktor global yang dominan seperti Brexit, China slow down

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak melemah sebesar 42 poin ke posisi Rp14.170 per dolar AS dibandingkan sebelumnya Rp14.128 per dolar AS dan cenderung melemah terbatas akibat sentimen global seperti Brexit dan perlambatan ekonomi China, kata analis pasar uang.

Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Kamis, mengatakan, terkoreksinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS banyak dipengaruhi sentimen global.

"Rupiah kemungkinan melemah karena lebih banyak faktor global yang dominan seperti Brexit, China slow down," ujar Rully kepada Antaranews.
 
Kekalahan Theresa May pada pemungutan suara di hadapan Parlemen Inggris yang menolak draf  Brexit dengan perbedaan jumlah suara sebanyak 230 suara, ditambah lagi dengan tuntutan pimpinan partai oposisi yang menginginkan voting atas ketidakpercayaan terhadap kepemimpinan May.

Sementara itu, data ekspor China turun paling banyak dalam dua tahun terakhir pada Desember 2018 lalu, sedangkan impor China mengalami kontraksi.

Rully memperkirakan nilai tukar Rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.090 per dolar AS hingga Rp14.170 per dolar AS.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji  Gusta juga mengungkapkan hal senada, faktor Brexit memang memengaruhi pergerakan rupiah yang melemah pagi ini.

"Terkoreksinya rupiah lebih karena sentimen eksternal yaitu Brexit. Tapi walaupun terkoreksi, rupiah cenderung akan relatif stabil di kisaran Rp14.100," ujar Nafan.

Dari domestik, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau BI 7-Days Reverse Repo Rate di level 6 persen seiring dengan pernyataan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) yang cenderung dovish.

Ia memprediksi rupiah hari ini akan berada di kisaran Rp14.060 per dolar AS hingga Rp14.225 per dolar AS.

Baca juga: Dolar sedikit menguat, pasar khawatir pertumbuhan ekonomi Eropa

Baca juga: Yuan kembali menguat 23 basis poin terhadap dolar

Baca juga: Melemah, dolar diperdagangkan di paruh bawah 109 yen

Baca juga: Wall Street menguat, saham perbankan melonjak tembus delapan persen

Baca juga: Harga minyak naik, OPEC kurangi pasokan


 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019