Penderita HIV/AIDS diimbau berobat ARV rutin

17 Januari 2019 13:01 WIB
Penderita HIV/AIDS diimbau berobat ARV rutin
Obat Antiretroviral Fixed Dose Combination jenis Tenofovir, Lamivudin, Efavirens (ARV FDC TLE) yang digunakan untuk terapi pengobatan orang dengan HIV AIDS (ODHA). (ANTARA News/ Anita Permata Dewi)
Sleman (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta terus mendorong orang dengan HIV/AIDS di wilayah setempat untuk melakukan pengobatan antiretroviral (ARV) secata rutin.

"Dari 869 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang pernah terapi ARV di Sleman, hanya 123 saja yang rutin melakukan pengobatan," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman Novita Krisnaeni di Sleman, Kamis.

Menurut dia, banyak kendala yang dihadapi Dinkes Sleman untuk mendorong agar para ODHA mengkonsumsi ARV, seperti faktor lingkungan.

"Selama ini memang banyak ODHA yang malu membuka diri, karena mungkin banyak stigma negatif yang beredar di masyarakat," katanya.

Ia mengatakan, dengan terapi ARV secara rutin itu dapat menekan virus HIV dengan signifikan.

"Bahkan, mampu tidak menularkan virus ke pasangan dan anak," katanya.

Novita mengakui, terapi ARV memang belum bisa mengobati HIV dengan tuntas.

"Namun, dengan menekan virus agar tidak bisa menyebar ke orang lain tentunya bisa membuat ODHA bisa beraktivitas seperti biasa," katanya.

Direktur Yayasan Victory Plus Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Samuel Rahmat Subekti mengatakan, ODHA butuh penguatan-penguatan dan motivasi.

"ODHA butuh kesiapan untuk memulai pengobatan menggunakan ARV. Sebab masih ada ODHA yang belum siap menerima status ketika mereka diketahui positif terinfeksi virus HIV. Bahkan masih ada yang merasa bahwa hasil tes yang dilakukan salah," katanya.

Menurut dia, jika kondisinya seperti itu, tidak bisa dipaksa untuk mengonsumsi ARV.

"Namun, tidak sedikit juga yang ketika mengetahui status positif terinfeksi virus HIV, langsung sadar untuk memulai pengobatan," katanya.

Ia mengatakan, banyak ODHA yang awalnya belum menerima kondisi dan belum mau melakukan pengobatan.

`Namun, setelah diberi penguatan dan pendampingan dari akhirnya mereka bisa menerima kondisi dan mau melakukan pengobatan," katanya.

Saat ini, di Sleman belum banyak fasilitas kesehatan yang menyediakan ARV.

Tercatat baru Puskesmas Tempel, RSUD Sleman, dan RSUP Dr Sardjito. Namun, 25 puskesmas di Sleman sudah siap untuk menangani ODHA.*


Baca juga: Orang dengan HIV AIDS terancam tidak bisa konsumsi obat antiretroviral

Baca juga: Ratusan warga Ternate terinfeksi HIV/AIDS


 

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019