"Fenomena supermoon terjadi ketika posisi perigee, atau (ketika) jarak terdekat bulan terhadap bumi yang disertai dengan bulan purnama," katanya.
Menurut dia, fenomena tersebut akan memengaruhi kondisi pasang maksimum air laut sehingga dapat mengganggu aktivitas di sekitar pelabuhan dan pesisir.
Oleh karena itu dia mengimbau warga pesisir selatan Kabupaten Cilacap selalu waspada dan siaga mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut selama fenomena supermoon terjadi.
"Apalagi hingga saat sekarang gelombang tinggi masih berpotensi di wilayah perairan selatan Cilacap hingga Yogyakarta dan Samudra Hindia selatan Cilacap hingga Yogyakarta. Dalam hal ini, tinggi gelombang maksimum dapat mencapai empat meter," katanya.
Ia mengatakan pasang maksimum air laut pada 19 Januari diprakirakan tingginya mencapai 1,9 meter pada pukul 19.00 WIB, tanggal 20 Januari sampai dua meter pada pukul 20.00 WIB, dan tanggal 21 Januari mencapai dua meter pada pukul 20.00-21.00 WIB.
Tanggal 22 Januari, pasang maksimum air laut tingginya diprakirakan mencapai 2,1 meter pada pukul 21.00-22.00 WIB, tanggal 23 Januari mencapai 2,1 meter pada pukul 22.00 WIB, tanggal 24 Januari mencapai dua meter pada pukul 22.00-23.00 WIB, dan seterusnya berangsur turun.
"Jadi, dengan adanya pasang maksimum yang dipengaruhi fenomena supermoon, ketinggian gelombang berpotensi lebih tinggi dari normalnya karena gelombang tinggi masih berpeluang terjadi. Dengan demikian, warga di pesisir selatan Cilacap diimbau untuk waspada," jelas Rendi.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy mengatakan BPBD telah meminta seluruh warga dari enam kecamatan yang berada di pesisir selatan meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya banjir air pasang (rob), gelombang tinggi, dan angin kencang.
Enam kecamatan yang berada di pesisir selatan Cilacap meliputi Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap Utara, Kesugihan, Adipala, Binangun, Nusawungu, dan Kampung Laut.
"Enam kecamatan itu rawan rob, gelombang tinggi, dan sebagainya, sehingga selalu kami pantau dan masyarakatnya diminta untuk waspada," katanya.
Baca juga: Nelayan Cilacap diimbau tidak melaut
Baca juga: BMKG Cilacap keluarkan peringatan dini gelombang tinggi
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019