"Kami sudah berupaya dan memberikan pemahaman agar mau dievakuasi, tapi mereka menolak dan memilih bertahan," ujar Camat Pattalassang Baharuddin di Gowa, Rabu.
Ia mengatakan 13 kepala keluarga ini memilih bertahan di dua rumah panggung yang telah disiapkannya. Mereka memilih bertahan di rumah panggung tersebut karena sudah mempersiapkan jauh-jauh hari jika debit air meninggi.
"Rumah panggung yang telah mereka persiapkan sebagai tempat pengungsian jika debit air di Bendungan Kajenjeng naik dan mengakibatkan banjir di pemukiman warga Camba-camba," katanya.
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan yang sekaligus pemegang kendali tim evakuasi bencana di dataran rendah memerintahkan untuk mengirimkan makanan.
"Jika warga menolak dievakuasi pastikan suplai makanan buat mereka tercukupi. Kirimkan bahan makanan, gunakan perahu karet untuk mengantarkan," instruksi Adnan.
Camat Pattallasang Baharuddin menambahkan normalisasi sungai dan Waduk Nipah-nipah diharapkan bisa rampung secepatnya agar banjir bisa teratasi.
"Semoga dengan selesainya normalisasi sungai dan waduk Nipah, maka banjir yang tiap tahun melanda warga di daerah ini bisa teratasi," ucapnya.*
Baca juga: Pengungsi banjir Gowa bertambah jadi 3.095 jiwa
Baca juga: Lantamal VI kerahkan Marinir bantu evakuasi korban banjir
Baca juga: Bulog siapkan 20 ton beras untuk korban banjir di Sulawesi Selatan
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019