Menurut informasi yang diterima di Jakarta, Kamis, kedatangan mereka untuk bersilaturahmi dengan Presiden Joko Widodo sekaligus menyampaikan terima kasih atas upaya pemerintah membangun Papua.
Ide menemui dan menyampaikan ucapan terima kasih ke Jokowi tersebut merupakan gagasan tokoh adat, kepala suku dan kepala daerah di Papua Barat, termasuk Wali Kota Sorong Drs Ec Lambert Jitmau MM.
Karena itu, selain 113 kepala suku, ikut pula sejumah pejabat daerah. Mereka di antaranya lima bupati dan satu wali kota berserta wakilnya dari Papua Barat, tokoh masyarakat dan tokoh perempuan.
Selanjutnya, tokoh agama, akademisi, Ketua DPRD dari lima kabupaten dan satu kota. Mereka berasal dari wilayah kepala burung, Sorong Raya Provinsi Papua Barat.
Sebelumnya, Sekretaris Tim Sorong Raya Rakyat Bersatu untuk Nusantara (SORAYA RATU SANTUN) Eduard Yumame, S.Sos, dalam jumpa pers di Jakarta Rabu (23/1) siang menjelaskan, ke-113 kepala suku ini datang dengan inisiatif sendiri dan atas biaya masing-masing.
Ini adalah rombongan kepala suku terbesar dalam sejarah yang datang menemui Presiden untuk bersilaturahimi. Belum ada rombongan kepala suku dari Papua yang datang dalam jumlah sebesar ini.
Dasar niat baik kedatangan ke-113 kepala suku ini adalah ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas keberhasilannya membangun Tanah Papua (Papua Barat dan Papua) melalui Nawacita.
Program terbesar Nawacita Jokowi di Papua dan Papua Barat adalah Trans Papua yang begitu fenomenal dan dikagumi oleh seluruh rakyat Indonesia.
Spektakuler
Jalan Trans Papua ini dinilai telah membuka semua isolasi pedalaman yang sulit dijangkau, yang menyambungkan jalan provinsi ke kabupaten. Selanjutnya, dari kabupaten tersambung ke distrik masing-masing lalu dari distrik tersambung ke kampung-kampung.
Menurut Eduard, ini adalah langkah spektakuler Joko Widodo yang belum tertandingi oleh siapaun figur presiden lain-- mungkin di dunia--dengan mampu melakukan hal seperti itu.
Berdasarkan data Kementerian PUPR, capaian pembangunan jalan Trans Papua dalam periode 2015-2018 mencapai 908,8 km, terdiri dari 760,57 km di Provinsi Papua dan 147,23 km di Provisi Papua Barat.
Saat ini jalan Trans Papua di Provinsi Papua Barat sudah tembus seluruhnya sepanjang 1.071 km.
Total jalan Trans Papua Provinsi Papua Barat yang dibangun periode 2015-2018 sepanjang 153,62 kilometer (km).
Jalan Trans Papua ini menjadi dasar utama untuk akselerasi ekonomi, sosial dan kebudayaan dalam kerangka pemerataan kesejahteraan seluruh masyarakat Papua untuk waktu yang mungkin tidak akan lama lagi setelah seluruh jalan Trans Papua terbangun.
Dana Jokowi
Tidak hanya itu saja, yang membuat 113 kepala suku datang bersilaturahim dengan Presiden Joko Widodo. "Masih ada kelebihan lainnya. Di antaranya adalah kucuran dana desa," katanya.
Dana desa ini, ungkap Eduard, orang Papua Barat menyebutkan sebagai bantuan yang membebaskan masyarakat Papua Barat dari kemiskinan. Karena itu, dana desa ini orang menyebutkannya sebagai Dana Jokowi.
Maksudnya atas kebijakannya membuat orang-orang kampung di desa-desa terbebaskan dari himpitan isolasi kemiskinan.
Selain itu, kelebihan Presiden Joko Widodo adalah telah mengunjungi Papua sebanyak sembilan kali melebihi dari semua presiden Indonesia lainnya.
Jokowi juga tidak membedakan orang Papua dengan dirinya. Jokowi begitu merasa seperti orang Papua sendiri.
"Inilah nilai kelebihan dari Presiden Joko Widodo," katanya yang menambahkan Jokowi tidak membedakan anak Papua yang hitam dan anak Indonesia lainnya yang berkulit agak putih.
"Terima kasih Presiden Joko Widodo," kata Eduard yang nenambahkan setelah silaturahim dengan Presiden Joko Widodo, keseluruhan rombongan kepala duku ini bersama masyaraat Papua lainnya akan melakukan deklarasi untuk kemenangan Joko Widodo-Ma’aruf Amin dalam Pilpres 17 April 2019.
Deklarasi itu akan digelar di Tugu Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng Jakarta Pusat.
Baca juga: JAMAN Papua konsolidasi menangkan Jokowi
Baca juga: Di Manokwari, Jokowi akan deklarasikan TKD Papua Barat
Baca juga: Gubernur Papua dukung Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019
Pewarta: Sri Muryono
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019