"Lembaga Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) dapat berkinerja tinggi dengan menghasilkan inovasi teknologi yang
sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas adopsi pengguna teknologi," kata Kemal di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, Kamis.
Dia menuturkan pengguna teknologi itu mencakup masyarakat, industri, dan pemerintah.
Untuk itu, PUI harus pintar membaca kebutuhan industri dan masyarakat serta mampu menjawab tantangan masa kini.
Berkinerja tinggi dengan menghasilkan inovasi teknologi sesuai dengan kebutuhan merupakan upaya dalam penguatan sistem inovasi nasional.
Dia berharap akan semakin meningkat lembaga penelitian dan pengembangan yang unggul ke depannya untuk memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa.
Begitu juga inovasi dalam negeri didorong akan untuk semakin banyak memasuki pasar baik dalam maupun luar negeri.
Sebelumnya, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) menargetkan penambahan jumlah Pusat Unggulan Iptek (PUI) menjadi sekitar 120-an PUI pada 2019.
Kemal mengatakan hingga 2019, akan ada sebanyak 137 lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) yang masuk dalam program pembinaan untuk menjadi PUI. Namun, dari 137 lembaga litbang itu, akan diseleksi untuk lolos menjadi PUI, dengan perkiraan target sekitar 20-40 PUI.
"Dari 137 lembaga litbang itu kita pilih lagi, sekitar 20-40, sehingga nanti menjadi total sekitar 120-an PUI kira-kira di tahun 2019 ini," ujarnya.
Kemal mengatakan pembentukan PUI bukan semata-mata mengarah pada kuantitas, tapi lebih mengarah kepada peningkataan kualitas dan outcome yakni menghasilkan produk teknologi yang masuk ke dunia industri.
Baca juga: Pusat Unggulan Iptek perlebar pasar internasional di 2019
Baca juga: Kemristekdikti targetkan 120 pusat unggulan Iptek di 2019
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019