76 orang diduga kena DBD

24 Januari 2019 19:17 WIB
76 orang diduga kena DBD
Petugas melakukan pengasapan (fogging) di SMPN 1 Tulungagung, Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (23/1/2019). Tindakan pengasapan/fogging gencar dilakukan dinas kesehatan setempat untuk mencegah meluasnya wabah demam berdarah yang selama tiga pekan terakhir (Januari 2019) telah menelan penderita sebanyak 223 orang, dengan tiga di antaranya meninggal dunia. (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/foc.)
Purwakarta (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menyatakan sebanyak 76 orang yang tersebar di berbagai daerah di wilayah tersebut masuk kategori diduga (suspect) Demam Berdarah Dengue (DBD).

"Sebanyak 76 orang ini masih suspect, masih diduga, belum positif DBD," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan setempat Muh Zubaedi, di Purwakarta, Kamis.

Ia mengatakan, tingginya angka suspect DBD itu bagian dari kewaspadaan terhadap serangan DBD, karena pada musim pancaroba seperti saat ini, serangan DBD cukup rawan.

Saat ini, warga paling banyak dilaporkan mengalami DBD ialah di Kecamatan Bungursari dan Pasawahan. Sedangkan pada 2018, wilayah paling banyak terdampak DBD di Kecamatan Munjul.

"Adanya genangan air, jarang melakukan gerakan menutup, menguras, dan mengubur (3M) jadi salah satu penyebab serangan DBD," kata Zubaedi.

Atas hal tersebut, pihaknya mengingatkan agar masyarakat proaktif melakukan pencegahan. Karena perubahan cuaca seperti saat ini atau terkadang panas dalam waktu lama, kemudian hujan tiba-tiba, itu cukup rawan terserang DBD.

Dinas Kesehatan Purwakarta sendiri kini mewaspadai terjadinya peningkatan kasus DBD, karena saat ini ada 76 orang tersuspect DBD dan jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2018

Dikatakannya, pada awal tahun ini yang paling banyak warganya terdeteksi gejala DBD ialah di Kecamatan Bungursari dan Kecamatan Pasawahan, mereka didominasi oleh orang dewasa.

Sedangkan pada 2018, wilayah Kecamatan Munjul yang paling banyak terdeteksi gejala DBD.

Menurut dia, wilayah yang berpotensi menjadi penyebaran DBD itu di area perkotaan, padat penduduk dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kurang.

"Adanya genangan air, jarang melakukan gerakan menutup, menguras, dan mengubur (3M). Karena itu masyarakat sendiri yang harus proaktif melakukan pencegahan," kata dia.*



Baca juga: DBD marak, curigai demam tinggi mendadak

Baca juga: DBD "makan" korban lagi



 

Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019