Anita (35) seorang wanita yang sering menjual jajanan jagung bakar, pisang bakar serta jajanan lainnya ditemui di lokasi itu, Jumat, mengaku sedih karena lokasi yang biasa digunakan untuk mencari nafkah hancur akibat diterjang gelombang.
"Hancurnya kemarin (Kamis, 24/1) saat gelombang tinggi. Kini saya bingung harus berjualan di mana lagi," katanya.
Anita mengaku sudah berjualan selama kurang lebih lima tahun di tempat itu, untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya walaupun keuntungan yang ia peroleh kecil.
Dermaga di Teddys itu dulunya sering dipakai untuk bersandarnya kapal-kapal nelayan. Namun seiring berjalannya waktu lokasinya kini menjadi lokasi jajanan yang menjual jagung bakar, pisang serta roti bakar sambil berwisata menikmati tenggelamnya matahari.
Anita pun berharap agar pemerintah segera memberikan solusi agar para penjual yang berjualan di daerah itu bisa mendapatkan tempat yang baru.
Pantauan Antara hingga pukul 12.00 WITA, saat air laut pasang, gelombang tinggi terus menghantam seluruh pesisir pantai di Kota Kupang, termasuk dermaga di pantai Teddys itu.
Kerusakan lain akibat gelombang tinggi tidak hanya terjadi di pesisir pantai Teddys. Kerusakan juga terpantau terjadi di pesisir pantai berwarna di Oesapa.
Sejumlah kafe berwarna yang juga menjadi lokasi wisata bagi warga Kota Kupang dan wisatawan dari luar Kupang juga rusak berat.
"Ini sudah hancur dari hari Rabu, saat gelombang tinggi," kata Alfons seorang pedagang yang ditemui saat melintas di pesisir pantai Oesapa itu.
Ia yakin kejadian gelombang tinggi akan kembali terjadi pada Jumat (25/1) saat air laut pasang, dan akan naik sampai ke jalan raya.
Baca juga: BMKG: waspadai gelombang hingga tujuh meter di perairan NTT
Baca juga: Nelayan dan wisatawan diminta waspadai gelombang tinggi
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019