Magelang (ANTARA News) - Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) bersama 17 perupa lainnya menggelar pameran seni rupa di OHD Museum Kota Magelang selama periode 26 Januari-15 April 2019.Pameran yang menampilkan sebanyak 59 karya seni rupa ini, sembilan di antaranya merupakan karya Gus Mus.
Pameran yang bertajuk "Manusia dan Kemanusiaan" ini dibuka oleh Prof. Dr Mahfud MD dengan kurator Dr. Suwarno Wisetrotomo.
Pameran yang menampilkan sebanyak 59 karya seni rupa ini, sembilan di antaranya merupakan karya Gus Mus.
"Pameran ini bukan gagasan saya, ini gagasan kita semua. Mungkin yang merasakan keresahan manusia bukan saya sendiri, semua yang merasa resah terhadap kemanusiaan adalah yang memiliki gagasan ini," katanya di Magelang, Sabtu.
Menurut dia di dunia ini sudah banyak manusia tercerabut kemanusiaannya dan akan menjadi lebih sedih karena bangsa ini mempunyai sila kemanusiaan yang adil dan beradab.
"Mungkin dunia sudah terlalu tua, konon katanya sudah kiamat tahun 2012, manusia menjadi memprihatinkan. Lebih memprihatinkan lagi justru kita melihat agama yang mestinya mendekatkan manusia kepada Tuhannya, justru akhir-akhir ini menjauhkan manusia dari Tuhannya, bahkan dari dirinya sendiri," katanya.
Ia menuturkan keprihatinan inilah yang membuat para seniman seni rupa untuk menyelenggarakan pameran ini.
"Saya pribadi bersyukur bahwa pejabat-pejabat masih mempunyai perasaan, mempunyai rasa seni. Saya dulu memang mengatakan kita ini tidak kreatif, ketika zaman orde lama politik yang dijadikan panglima, ketika orde baru ekonomi dijadikan panglima, sekarang ini kembali politik yang dijadikan panglima, ini kan tidak kreatif ini," katanya.
Menurut dia sekali-sekali coba budaya sebagai panglima, minimal dicoba dari pada jadi manusia yang gagah tetapi tidak berbudaya.
"Kita berdoa saja Iandonesia menjadi lebih baik, kita tidak terpengaruh dengan pilpres, pilihan anda siapa pun saja jangan tinggalkan diri anda sebagai manusia, anda pilih siapa saja jangan tinggalkan kemanusiaan anda, tetaplah menjadi manusia jangan menjadi cebong atau kampret," katanya.
Mahfud MD dalam sambutannya mengatakan Oei Hong Djien (OHD) sebagai pemilik Museum OHD adalah orang yang penuh dedikasi pada dunia lukisan. Hidup, kekayaan, dan waktunya didedikasikan kepada dunia lukisan.
"Dia bukan hanya penikmat dan kolektor, tetapi juga pakar dalam dunia lukisan, tulisan-tulisannya tentang lukisan sangat banyak, saya telah membaca himpunan karya tulisnya berjudul seni dan mengoleksi seni," katanya.
Ia menuturkan OHD bisa menjelaskan filosofi, detail teknis, dan cara pemeliharaan lukisan, dia tahu dengan mendalam perbedaan antara lukisan yang asli dan tidak asli, dia bisa menjelaskann tentang lukisan yang asli dan bagus, atau lukisan yang tidak asli tetapi bagus atau lukisan yang selain tidak asli juga tidak bagus.
Ia mengatakan pameran ini diharapkan bisa menyampaikan pesan tentang pentingnya pendekatan budaya dalam mengatasi carut marut bangsa.
"Saya memang pernah mendengar sendiri dari ajakan Gus Mus untuk memanglimakan budaya dalam pembangunan bangsa dan negara setelah ternyata kepanglimaan politik dan kepanglimaan ekonomi dan kepanglimaan politik lagi kurang berhasil membangun kemanusiaan untuk memuliakan manusia," katanya.
Ia menuturkan melalui pameran ini pihaknya mengajak seluruh komponen bangsa mari membangun bangsa secara beradab untuk memanusiakan manusia dengan meletakkan manusia sesuai derajat kemanusiaannya.
Baca juga: Jaktim rekrut 130 instruktur seni budaya
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019