"Partisipasi masyarakat Sleman Pemilu 2014 mencapai 81 persen, angka ini lebih tinggi dari partisipasi nasional yang hanya mencapai angka 75 persen," kata Ketua KPU Kabupaten Sleman Trapsi Haryadi di Sleman, Minggu.
Menurut dia, pada ajang pesta demokrasi 2019 ini, KPU Kabupaten Sleman menargetkan tingkat partisipasi masyarakat lebih tinggi dari 2014.
"Terutama di daerah yang termasuk dalam wilayah perkotaan, kami harapkan partisipasi masyarakat dapat meningkat dibanding pemilu sebelumnya," katanya.
Ia mengatakan, wilayah perkotaan seperti Kecamatan Depok pada Pemilu 2014 tingkat partisipasi masyarakat paling rendah.
"Pada Pemilu 2014 partisipasi masyarakat di Kecamatan Depok hanya 73 persen, lebih rendah dari nasional," katanya.
Trapsi mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan Depok menjadi kecamatan dengan tingkat partisipasi rendah.
"Mobilitas penduduk yang sangat tinggi, contohnya. Sehingga ketika waktu pemilihan, masyarakat justeru ada aktivitas lain," katanya.
Ia mengatakan, selain secara sosiologis dan tingkat kepatuhan masyarakat perkotaan rendah, faktor ketidakpercayaan terhadap calon pemimpin juga berkontribusi.
"Masyarakat kota cenderung lebih rasional, termasuk dalam memberikan suara pada pemilu," katanya.
Baca juga: Bawaslu Sleman: Tidak mudah menindak pelaku golput
Baca juga: KPU Sleman hibahkan kotak suara alumunium untuk pilkades
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019