• Beranda
  • Berita
  • BMKG akan selenggarakan workshop CIFDP-1 pantau banjir pesisir

BMKG akan selenggarakan workshop CIFDP-1 pantau banjir pesisir

27 Januari 2019 09:20 WIB
BMKG akan selenggarakan workshop CIFDP-1 pantau banjir pesisir
Foto udara pembangunan tanggul rob di kawasan pesisir utara Pekalongan di Jawa Tengah, Selasa (15/1/2019). (ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/pras.
Surabaya  (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bakal menggelar workshop sistem peringatan dini banjir pesisir atau Rob yang dikenal dengan Coastal Inundation Forcasting Demonstration Project Indonesia (CIFDP-I) di Bali pada 28 hingga 30 Januari 2019.

"Dengan panjang garis pantai ketiga terpanjang di dunia (99.093 km) tentunya memiliki peluang yang sangat besar terhadap ancaman bencana, banjir pesisir atau rob, tsunami, gelombang badai (storm surge) yang saat ini mengancam masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir," kata Kepala Bidang Informasi Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo melalui keterangan tertulisnya,Minggu.

BMKG sebagai instansi yang memiliki peran dalam memberikan informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca dan iklim untuk penanggulangan bencana bertugas  menyediakan informasi dan peringatan dini terhadap bahaya atau ancaman.

Ia mengemukakan, salah satu upaya yang dilakukan guna mendukung Meteorology Early Warning System (MEWS) maka BMKG khususnya Pusat Meteorologi Maritim berupaya untuk mengembangkan sistem peringatan dini banjir pesisir atau rob yang dikenal dengan CIFDP-I sejak 2013 atas asistensi dari World Meteorological Organization (WMO).

"Pembangunan sistem ini akan diimplementasikan di Jakarta dan Semarang sebagai pilot project, dengan pertimbangan kedua area tersebut memiliki dampak yang begitu besar akibat adanya banjir pesisir atau rob ini," ujarnya.

Workshop CIFDP-I juga telah dilaksanakan pada 2017 dengan mengundang beberapa tim ahli dari WMO dan telah disepakati perjanjian kerja sama atau yang disebut dengan Devinitive National Agreement (DNA) serta ditandatangani pada 29 Maret 2017.

"Perjanjian Kerja sama tentang Sistem Prakiraan dan Peringatan Dini Banjir Pesisir atau Rob (Coastal Inundation) melibatkan 5 Kementerian /Lembaga, yaitu Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP, Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika BIG, dan Direktorat Kesiapsiagaan BNPB," terangnya.

 Ia menyebutkan, sebagai tindak lanjut dari pembahasan Workshop CIFDP-I 2017, maka sistem ini akan segera diimplementasikan beroperasional dan dapat dirasakan masyarakat pada 2019.

"Oleh karena itu, BMKG dan WMO melaksanakan kegiatan CIFDP-I Final Meeting Workshop yang diselenggarakan di Denpasar, Bali tanggal 28 hingga 30 Januari 2019," ujarnya.

Ia mengemukakan, tujuan dari kegiatan CIFDP-I Final Meeting Workshop 2019 yaitu membangun sistem peringatan dini banjir pesisir atau rob khususnya untuk wilayah Jakarta dan Semarang untuk mengurangi dampak dan risiko yang diakibatkan oleh banjir pesisir rob.

Juga untuk mendukung pengembangan infrastruktur pengamatan dan prediksi meteorologi maritim BMKG dalam rangka meningkatkan kapasitas layanan cuaca laut BMKG, tambahnya.

 Baca juga: "Supermoon" memicu banjir rob?
Baca juga: Waspadai dampak Siklon Riley di selatan perairan Laut Timor, kata BMKG
 

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019