"Ada dua hal yang paling mendesak yaitu membangun bendungan Jene` Lata dan memperbaiki hutan agar bisa mereduksi banjir yang ada di Kabupaten Gowa dan Kota Makassar," kata Adnan usai mendampingi Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla di Bendungan Bili-bili Kabuaten Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu.
Untuk jangka panjang dengan memperbaiki hutan dan mengembalikan lahan konservasi dari alih fungsi lahan menjadi perkebunan agar tidak terjadi bencana serupa.
Selain itu, ia mengatakan akan dilakukan penguatan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk bisa tegas dalam mengambil sebuah sikap terhadap masyarakat yang melakukan alih fungsi lahan dari lahan konservasi menjadi lahan perkebunan.
"Setelah ini ada rapat dan kita duduk untuk sama-sama membahas masalah ini. Kita sampaikan secara keseluruhan bahwa harus dilakukan ada dua, memperbaiki semua lahan konservasi kita dengan melakukan reboisasi dan lain-lain, serta sangat mendesak pembangunan Benduangan Jene` Lata," ujarnya.
Mantan anggota DPRD Sulsel itu menyebutkan, terjadinya banjir besar disebabkan adanya pertemuan air saat pintu air Bendungan Bili-bili dibuka ditambah dengan arus deras Sungai Jene` Lata, sehingga pertemuan air ini membawa arus lebih besar.
"Banyak orang bilang saat kejadian waktu itu pada Selasa tanggal 22 Januari lalu air tiba-tiba besar dan sampai di batas dada orang dewasa dan terus naik. Ada pertemuan air dari pintu air bendungan Bili-bili dengan arus dari Jene Lata," ungkapnya.
Terkait dengan kapan pembangunan Bendungan Jene` Lata, menurut Adnan, harus dilakukan secepatnya, sebab Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono yang ikut meninjau Bendungan Bili-bili segera menindaklanjuti setelah mendapat arahan dari Wapres.
"Pak Menteri PUPR tadi mengatakan akan dilakukan Feasibility Study (uji kelayakan). Mudah-mudahan secepatnya di bangun Kementerian PUPR," paparnya kepada awak media.
Berdasarkan data Kementerian Sosial, pascabencana pada sejumlah wilayah di Sulsel, tercatat 53 kecamatan di 12 kabupaten kota yang mengalami banjir, tanah longsor dan angin kencang.
Seperti di Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Barru, Kabupaten Wajo, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Kabupaten Bantaeng, Kota Makassar, Kabupaten Selayar dan Kabupaten Takalar.
Baca juga: Wapres: bencana Sulsel disebabkan cuaca dan kerusakan lingkungan
Baca juga: BNPB: 68 meninggal karena banjir Sulsel
Baca juga: Kemensos siapkan Rp555 juta santunan korban banjir di Sulsel
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2019