Pendapatan Perum Perindo tembus Rp1 triliun

27 Januari 2019 23:52 WIB
Pendapatan Perum Perindo tembus Rp1 triliun
Nelayan memindahkan hasil tangkapan kapal bagan mereka, di Pantai Gaung, Padang, Sumatera Barat. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan total produksi perikanan Indonesia akan mencapai 38,3 juta ton pada tahun 2019, meliputi produksi perikanan tangkap, budidaya dan rumput laut. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/hp.

Kami bersungguh-sungguh mengupayakan Perum Perindo sebagai BUMN Perikanan dapat naik kelas menjadi perusahaan beromzet Rp1 triliun dan menjaga  pertumbuhan perusahaan seiring dengan iklim usaha perikanan yang sangat kondusif saat ini

Jakarta (ANTARA News) - Perum Perikanan Indonesia (Perindo) mampu mencatatkan pendapatan usaha (belum audit) hingga menembus Rp1 triliun pada tahun 2018.

Hal tersebut meningkat sebesar 39,7 persen dari pendapatan tahun 2017 sebesar Rp600,3 miliar, menurut Direktur Utama Perum Perikanan Indonesia Risyanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu. 

Selain itu, capaian laba bersih tahun 2018 sebesar Rp27 miliar meningkat signifikan dari tahun 2017 sebesar Rp7,98 miliar.

Selama lima tahun terakhir (2014-2018) perusahaan berhasil menunjukkan tren pendapatan usaha yang meningkat secara signifikan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 24,48 persen. 

“Kami bersungguh-sungguh mengupayakan Perum Perindo sebagai BUMN Perikanan dapat naik kelas menjadi perusahaan beromzet Rp1 triliun dan menjaga 
pertumbuhan perusahaan seiring dengan iklim usaha perikanan yang sangat kondusif saat ini, " katanya. 

Perum Perindo dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun 2019 
menargetkan perolehan pendapatan usaha sebesar Rp1,398 triliun, meningkat 39,8 persen dari pendapatan usaha tahun 2018. 

Capaian laba bersih ditargetkan sebesar Rp29,454 miliar, meningkat tujuh persen dari tahun 2018. Sesuai arahan pemegang saham fokus bisnis pada tahun 2019 meliputi jasa pelabuhan perikanan, pengolahan produk perikanan dan 
budidaya. 

Salah satu strategi perusahaan yaitu peningkatan penggunaan teknologi 
untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan, termasuk dalam pengelolaan barang milik negara (BMN) yang dikerjasamakelolakan dengan Perum Perindo.

Ekspor ditargetkan meningkat 110 persen dari nilai ekspor pada tahun 2018 senilai 6,8 juta dolar AS menjadi sekitar 22 juta dolar AS (sekitar Rp 330 miliar) atau 25 persen dari total pendapatan perusahaan.

Perusahaan juga telah menembus beberapa negara tujuan ekspor baru sehingga hingga saat ini terdapat approval number ke enam negara tujuan ekspor antara lain Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, China, Vietnam.

Beberapa penugasan pemerintah yang menjadi agenda utama perusahaan 
antara lain operasionalisasi Pasar Ikan Modern Muara Baru, cold storage Muara Baru berkapasitas 1.000 ton dan 6 unit Integrated Cold Storage/Cold Storage berlokasi di berbagai pelabuhan perikanan milik KKP. 

Perum Perindo optimistis mampu meningkatkan kapabilitas sebagai operator Sistem Logistik Ikan Nasional yang semakin mampu menyerap produksi ikan nelayan.

Wilayah kerja Perum Perindo terdiri dari 27 titik meliputi penangkapan, 
perdagangan, pengolahan, pelabuhan perikanan dan budidaya tambak udang.

Fungsi pelayananan umum terus dilaksanakan di enam pelabuhan perikanan antara lain di Belawan (Sumatera Utara), Muara Baru (Jakarta), Pekalongan (Jawa Tengah), Brondong (Jawa Timur), Prigi (Jawa Timur) dan Pemangkat (Kalimantan Barat). 

Baca juga: Perum Perindo berharap jadi BUMN perikanan terbesar

Baca juga: Pertamina-Perindo fasilitasi program kemitraan untuk 514 petambak udang




 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019