• Beranda
  • Berita
  • Bendungan Logung disebut BPBD kurangi dampak banjir di Kudus

Bendungan Logung disebut BPBD kurangi dampak banjir di Kudus

28 Januari 2019 00:50 WIB
Bendungan Logung disebut BPBD kurangi dampak banjir di Kudus
Pekerja mengerjakan proyek pembangunan Bendungan Logung di Desa Tanjungrejo, Jekulo, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (31/10/2018). Bendungan dengan luas 5.333 hektare dengan daya tampung air hingga 20 juta kubik yang berguna untuk memasok air baku, irigasi, penahan banjir serta sarana wisata tersebut pengerjaannya sudah mencapai 99 persen. Proyek pembangunan bendungan tersebut menghabiskan biaya sebesar Rp604,15 miliar. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/kye.


Beberapa lokasi di Kecamatan Jekulo yang sering dilanda banjir tersebar di Desa Sadang, Bulungkulon, Bulung Cangkring, Hadipolo serta Jekulo

Kudus, Jateng (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyatakan keberadaan Bendungan Logung, yang dibangun di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai dirasakan dampaknya, terutama di Kecamatan Jekulo yang semula terdapat beberapa desa langganan banjir kini mulai berkurang.

"Beberapa lokasi di Kecamatan Jekulo yang sering dilanda banjir tersebar di Desa Sadang, Bulungkulon, Bulung Cangkring, Hadipolo serta Jekulo," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus, Bergas Catursasi Penanggungan, di Kudus, Minggu.

Untuk saat ini, lanjut dia, genangan banjir di lima desa tersebut mulai berkurang.

Meskipun demikian, dia berharap, masyarakatnya tetap untuk menjaga lingkungan sekitar tetap bersih dan tidak ada yang membuang sampah sembarang, terutama di saluran air agar tidak menjadi penyumbat saluran saat curah hujan tinggi karena bisa menimbulkan genangan banjir.

Kalaupun ada genangan banjir, kata dia, ada di Desa Pladen yang dilintasi aliran sungai dari Pegunungan Patiayam.

Perilaku membuang sampah sembarang memang mengakibatkan banjir, seperti di Desa Kesambi, Kecamtan Mejobo pada Jumat (25/1).

Akibat banyaknya sampah yang menyangkut dua jembatan di desa setempat, mengakibatkan air Sungai Piji melimpas ke pemukiman warga.

"Personel BPBD bersama TNI, Polri dan masyarakat sudah melakukan pengambilan sampah tersebut sehingga air tidak lagi melimpas," ujarnya.

Daerah lain yang terdampak banjir dengan curah hujan tinggi seperti sekarang, yakni di Kecamatan Mejobo, meliputi Desa Mejobo dan Golantepus yang disebabkan karena meluapnya air Sungai Dawe.

Akibatnya, perkampungan warga setempat tergenang banjir dengan ketinggian bervariasi untuk Desa Mejobo bisa mencapai 20 sentimeter, sedangkan Desa Golantepus bisa mencapai 30-an cm.

Genangan banjir juga terjadi di Desa Kedungdowo dan Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, akibat limpasan air dari Sungai Santren yang mengakibatkan genangan banjir dengan ketinggian antara 20-30 cm. 

Desa lain di Kecamatan Kaliwungu yang dilanda banjir, yakni di Desa Mijen, Sidorekso dan Gamong yang disebabkan karena meluapnya air di sungai desa setempat.

Sementara banjir di Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, disebabkan karena adanya limpasan air dari Sungai Gondang serta banjir juga melanda Desa Dersalam, Kecamatan Bae.

Banjir yang terjadi di sejumlah lokasi tersebut, bersifat sementara karena akan kembali surut setelah hujan reda serta debit air sungai juga berkurang.

Berdasarkan pemetaan BPBD Kudus, sejumlah daerah rawan banjir tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Undaan, Mejobo, Kaliwungu, Jati dan Jekulo.

Baca juga: Dukungan hujan percepat penggenangan Bendungan Logung Kudus

Baca juga: Bendungan Logung jawaban terhadap harapan masyarakat

Baca juga: PUPR imbau warga tak gunakan keramba di Logung

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019