Banda Aceh, (ANTARA News) - Ratusan nelayan di Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh kesulitan melaut akibat sungai yang dangkal sejak beberapa bulan terakhir,Dangkalnya Sungai Meureboe berdampak pada aktivitas nelayan yang melewati muara sungai. Kondisi ini sudah sangat lama terjadi,
Deriansyah, tokoh masyarakat nelayan setempat di Meulaboh, Selasa, mengatakan, kondisi itu mengakibatkan nelayan terpaksa mendorong kapal motor mereka dari lokasi penambatan kapal menuju laut.
"Dangkalnya Sungai Meureboe berdampak pada aktivitas nelayan yang melewati muara sungai. Kondisi ini sudah sangat lama terjadi," kata Deriansyah.
Berdasarkan hasil pengukuran nelayan, kedalamaan sungai dan muara pada pertengahan bulan Januari, terdapat 20 titik tidak aman yang harus dilewati perahu nelayan.
Di 20 titik dangkal tersebut, kata Deriansyah, nelayan harus mendorong kapal motor mereka agar bisa mencari ikan di laut. Jika tidak, kapal motor kandas di titik dangkal tersebut.
Kapal motor nelayan yang melintas di sungai tersebut lebih dari 100 unit setiap harinya dengan ukuran beragam. Terkadang, mereka harus menunggu air pasang jika tidak ingin mendorong kapal.
"Panjang alur sungai yang harus dilalui nelayan itu mencapai 1,7 kilometer. Nelayan sudah mengeluhkan kedangkalan alur sungai tersebut sejak beberapa bulan terakhir," kata Deriansyah.
Nelayan di tempat itu mengharapkan pemerintah daerah tanggap dengan persoalan yang sedang dihadapi. Misalnya, dengan pengerukan dan pengukuran berkala
"Mata pencarian utama masyarakat adalah nelayan. Jika sungai dangkal, masyarakat sulit menangkap ikan, sehingga berdampak pada ekonominya. Karena itu, kami berharap pemerintah melakukan normalisasi secara berkala untuk mengatasi kedangkalan sungai," demikian Deriansyah.
Baca juga: Nelayan desak pemda realisasi pelabuhan perikanan
Baca juga: Tangkapan nelayan Aceh Barat turun 50 persen karena cuaca ekstrem
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019