Data Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun menunjukkan sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winongo di Kecamatan Manguharjo tahun 2016 mencapai rata-rata 91,1 ton per hari.
Pada akhir November 2018, jumlah sampah yang masuk ke TPA Winongo sudah meningkat menjadi 100 ton per hari, dan sekarang telah mencapai 110 ton per hari.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun Suwarno di Madiun, Selasa, mengatakan sampah yang masuk ke TPA kebanyakan sampah rumah tangga, yang meliputi sampah organik, dan sampah plastik.
"Dari sampah-sampah yang masuk, didominasi dengan sampah plastik. Ini yang menjadi permasalahan karena sampah plastik sulit diurai," katanya.
Suwarno menjelaskan sampah Kota Madiun bertambah seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan perekonomian daerah.
Penambahan sampah otomatis membuat daya tampung TPA Winongo semakin menyusut. Menurut data pemerintah, saat ini 80 persen dari kapasitas TPA Winongo yang luasnya 6,4 hektare sudah terpakai.
Guna memperpanjang umur operasional TPA Winongo, pemerintah kota berupaya mendaurulang sebagian sampah yang masuk, termasuk mengolahnya menjadi kompos dan pupuk organik serta gas metana untuk bahan bakar alternatif bagi sekitar 150 keluarga di sekitar TPA .
Sementara sampah plastik dipilah dan diolah menjadi aneka produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomi dengan melibatkan para ibu dan pegelola bank sampah di kelurahan.
Sekarang sudah ada 43 bank sampah yang tersebar di 27 kelurahan dan 104 bank sampah yang ada di sekolah-sekolah dari tingkat SD, SMP, hingga SMA di Kota Madiun.
Baca juga:
Pemerintah siapkan gerakan tangani pencemaran plastik
Indonesia targetkan 15 persen pengurangan sampah laut pada 2019
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019