New York (ANTARA News) - Pedagang-pedagang obligasi berspekulasi langkah Federal Reserve (Fed) berikutnya adalah memangkas suku bunga setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) itu melakukan perubahan kebijakan moneter, karena pasar keuangan resah atas memburuknya ekonomi global.Ini berarti pasar condong ke arah pelonggaran (dalam suku bunga) dalam 12 bulan ke depan
Pada Kamis (31/1), harga-harga berjangka suku bunga AS melonjak, menunjukkan pedagang melihat peluang hampir satu dalam tiga bahwa Fed akan menurunkan suku bunga pinjaman utama sebesar seperempat persentase poin dalam 12 bulan ke depan. Ini dibandingkan dengan peluang satu dalam lima pada hari sebelumnya, menurut program FedWatch CME Group seperti yang dikutip Reuters.
Reli dalam suku bunga berjangka datang sehari setelah Fed mengatakan akan "bersabar" sebelum menaikkan suku bunga lebih lanjut. Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pada konferensi pers khusus untuk kenaikan suku bunga lagi telah "melemah" dalam beberapa pekan terakhir.
Fed juga mengisyaratkan pihaknya siap untuk menyesuaikan penyusutan neracanya 4,0 triliun dolar AS, suatu langkah yang telah memicu kekhawatiran tentang pengeringan uang tunai dari sistem perbankan yang terlalu cepat.
"Ini adalah satu set komunikasi yang sangat dovish. Mereka menghilangkan semua bias untuk menaikkan suku bunga secara keseluruhan," kata Ekonom Senior BNP Paribas Asset Management Steven Friedman di New York.
Baru bulan lalu, Fed menaikkan suku bunga acuan Federal Fund dan biaya pinjaman jangka pendek lainnya sebesar seperempat poin menjadi antara 2,25 persen hingga 2,50 persen, kenaikan suku bunga keempat pada 2018. Fed juga mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Pergeseran kebijakan yang dirasakan enam minggu kemudian, menyalakan gelombang pembelian di suku bunga Federal Fund berjangka untuk pengiriman pada paruh kedua 2019 hingga 2020.
Pada Kamis (31/1) malam, harga kontrak Federal Fund untuk pengiriman Januari 2020 adalah 7,5 basis poin lebih tinggi dari pada Januari 2019. Ini adalah premi terluas antara dua kontrak dalam empat minggu, tetapi jauh di bawah 18 basis poin pada 3 Januari.
"Ini berarti pasar condong ke arah pelonggaran (dalam suku bunga) dalam 12 bulan ke depan," kata Wakil Presiden R.J. O`Brien and Associates, Alex Manzara di Chicago.
Di sisi lain, jika pasar tenaga kerja AS tetap ketat dan Wall Street melanjutkan rebound dari kerugian pada Desember dan awal Januari, pejabat-pejabat Fed dapat kembali ke sikap pengetatan, kata para analis.
"Kenaikan suku bunga tambahan tidak keluar dari pertanyaan jika pasar terus reli dengan kuat," kata Kepala Strategi Pendapatan Tetap Calamos Investments, Matt Freund di Chicago.
Baca juga: Harga emas lanjutkan kenaikan signifikan
Baca juga: Bursa Wall street ditutup bervariasi, investor cerna laporan laba perusahaan
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019