"Berdasarkan data dari beberapa rumah sakit hingga kini terdapat 300 kasus DBD. Dari jumlah itu 40 persen di antaranya anak-anak. Melihat data tersebut perlu diwaspadai agar tidak semakin banyak warga terserang DBD," kata Kepala Dinas Kesehatan Palembang, dr Letizia di Palembang, Jumat.
Meskipun belum tergolong kejadian luar biasa dan semua penderita bisa ditangani pihak rumah sakit dengan baik, masyarakat tetap diminta mewaspadai dengan melakukan berbagai tindakan pengendalian, ujarnya.
Berdasarkan kondisi lingkungan di Palembang serta siklus tahunan diprediksi akan terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit demam berdarah pada Januari hingga Maret 2019.
Karena itu, dalam kurun waktu tiga bulan ke depan diimbau kepada seluruh warga kota agar lebih meningkatkan kewaspadaan dari serangan wabah penyakit yang dapat mengakibatkan penderitanya meninggal dunia itu.
Warga bisa melakukan kegiatan pembersihan sarang nyamuk aedes aegypti penyebab DBD dengan menutup tempat penampungan air bersih, menguras secara rutin tempat penampungan air, memberi bubuk pembasmi jentik nyamuk, dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan, katanya.
Sementara untuk membantu warga kota yang terserang penyakit tersebut, ujar Letizia, seluruh rumah sakit dan puskesmas di Bumi Sriwijaya ini telah disiagakan, sehingga sewaktu-waktu bila ada yang datang dengan gejala DBD bisa dilakukan tindakan yang cepat dan tepat.
Sementara Sekda Palembang, Harobin Mastofa mengatakan, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, setiap musim hujan terjadi peningkatan jumlah penderita DBD.
Baca juga: 5 orang meninggal akibat DBD di Bogor
Baca juga: Menkes minta kuras bak air sekolah menjelang libur
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019