Hadirnya Maxwell akan membantu Tesla dalam menghasilkan baterai yang mampu menyimpan lebih banyak energi dan bertahan lebih lama, sekaligus menghemat biaya perusahaan untuk menyediakan komponen itu.
Tesla memang membutuhkan baterai dalam jumlah banyak, sejalan dengan peningkatan produksi sedan Model 3 yang menyasar segmen konsumen lebih luas.
Eksekutif Maxwell mengatakan kepada investor pada Januari lalu bahwa mereka telah mengembangkan dan mematenkan teknologi "elektroda kering" yang secara signifikan dapat meningkatkan daya jelajah kendaraan dan mengurangi biaya baterai.
Dalam sebuah presentasi, Maxwell berharap aliansi strategis itu akan fokus pada pengembangan teknologi baterai mobil listrik "dalam waktu enam bulan".
Perusahaan juga membuat "ultra-capacitors" yang mampu mengeluarkan energi lebih cepat daripada baterai biasa.
Ultra-capacitors, mengombinasikan energi baterai dengan respons yang cepat sehingga dapat memperpanjang masa pakai baterai hingga dua kali lipat, menurut keterangan di laman Maxwell.
Pemilik Volvo, Geely Holding Group, pada tahun lalu mengumumkan kesepakatan dengan Maxwell. Mereka menggambarkan teknologi ultra-capacitor sebagai dorongan untuk memberikan "kekuatan tertinggi" pada mobil berjenis hybrid.
"Tesla membutuhkan manufaktur elektroda baterai dari Maxwell sebagai langkah yang tepat untuk menurunkan biaya baterai," kata Craig Irwin, pengamat investasi dari Roth Capital Partners.
"Pesaing yang sebenarnya sudah muncul sekarang, jadi Tesla harus bergerak cepat," kata dia.
Selain itu, Maxwell juga dikenal memiliki pelanggan-pelanggan besar, yakni General Motors dan Lamborghini.
Baca juga: Musk lepas hak paten Tesla, jika digunakan untuk kepentingan dunia
Baca juga: Nio kompetitor Tesla di China kumpulkan Rp9 triliun dari obligasi
Baca juga: Kenapa mobil listrik mudah dijumpai di Hong Kong?
Baca juga: Tesla pangkas tenaga kerja sebanyak 7 persen
Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2019