• Beranda
  • Berita
  • Tuna netra di Rejang Lebong-Bengkulu difasilitasi Dinsos usaha pijat refleksi

Tuna netra di Rejang Lebong-Bengkulu difasilitasi Dinsos usaha pijat refleksi

6 Februari 2019 19:05 WIB
Tuna netra di Rejang Lebong-Bengkulu difasilitasi Dinsos usaha pijat refleksi
MALANG, 28/12 - HARI KESETIAKAWANAN SOSIAL. Dua orang penyandang tuna netra memijat seorang pengunjung di stand Pijat Gratis dalam rangka Hari Kesetiakawanan Sosial di Gedung MOG, Malang, Jawa Timur, Senin (28/12). Kegiatan yang diadakan Dinas Sosial Provinsi Jatim tersebut melibatkan 105 penyandang tuna netra yang sekaligus digunakan untuk menerapkan program ADL (Activity Daily Life) yang berguna sebagai pelatihan para penyandang tuna netra untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Foto ANTARA/Ari Bowo Sucipto/ed/pd/09. (ANTARA/ARI BOWO SUCIPTO)

Setidaknya ada lima orang yang sudah mengikuti pelatihan pijat refleksi ini. Kita berencana untuk membuka usaha pijat refleksi bagi penyandang disabilitas seperti yang sudah dilaksanakan oleh Dinsos Provinsi Bengkulu

Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA News) - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, akan memfasilitasi pembukaan usaha pijat refleksi bagi penyandang tuna netra di daerah itu.

Kepala Dinsos Rejang Lebong, Zulfan Effendi di Rejang Lebong, Rabu, mengatakan, rencana pembukaan usaha pijat refleksi tuna netra di daerah tersebut sudah dianggarkan dalam APBD 2019 guna membiayai pengadaan peralatan pendukung kerja penyandang disabilitas ini.

"Setidaknya ada lima orang yang sudah mengikuti pelatihan pijat refleksi ini. Kita berencana untuk membuka usaha pijat refleksi bagi penyandang disabilitas seperti yang sudah dilaksanakan oleh Dinsos Provinsi Bengkulu baru-baru ini," ujarnya.

Program pemberdayaan penyandang disabilitas di wilayah itu, kata dia, dilakukan dalam rangka membantu mereka mengembangkan usaha dan keterampilannya sehingga bisa berdaya guna dan tentunya akan menjadi sumber pendapatan mereka.

Rencana pembukaan pijat refleksi tuna netra itu sendiri masih akan dikoordinasikan dengan kepala daerah setempat, apakah nantinya akan dibuka di dalam lingkungan perkantoran Pemkab Rejang Lebong atau di tempat lain.

"Jika dibuka di kawasan Pemda, maka panti pijat ini bisa melayani para aparatur sipil negara (ASN) yang ada disini. Kalau di tempat lain dan akan dibuatkan merk khusus sehingga bisa dikenal orang banyak," katanya.

Keberadaan panti pijat tuna netra ini, menurut Zulfan, diharapkan bisa menjadi wadah penyandang disabilitas di Rejang Lebong dalam program pemberdayaan, kendati mereka tidak dapat melihat seperti yang lainnya, namun berbekal keterampilan yang mereka miliki bisa memberikan penghidupan bagi dirinya dan keluarganya.

Selain akan memberikan bantuan kepada penyandang tuna netra, pihaknya juga akan mengupayakan bantuan bagi penyandang disabilitas lainnya agar dapat bantuan usaha, sehingga mereka bisa membuka usaha lainnya.

Baca juga: Penyandang tuna netra ikut pelatihan pijat shiatsu

Baca juga: 23 Persen Penduduk Kabupaten Rejang Lebong Miskin

Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019