• Beranda
  • Berita
  • Menkopolhukam: Ancaman persatuan bangsa tidak lagi militer

Menkopolhukam: Ancaman persatuan bangsa tidak lagi militer

6 Februari 2019 19:24 WIB
Menkopolhukam: Ancaman persatuan bangsa tidak lagi militer
Menko Polhukam, Wiranto (Antaranews/Syaiful Hakim)
Padang (ANTARA News) - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto mengingatkan ancaman persatuan bangsa saat ini tidak lagi dari sisi militer melainkan bersifat multi dimensional.

"Yang jadi ancaman sekarang adalah narkoba, pencurian ikan, pembalakan hutan, terorisme hingga radikalisme sehingga perlu diwaspadai," kata dia di Padang, Rabu pada Forum Koordinasi dan Sinkronisasi Wawasan Kebangsaan.

Menurutnya masyarakat perlu menyadari saat ini pada seluruh aspek kehidupan ada ancaman dan tidak lagi soal militer semata.

"Misalnya, anak-anak kita jadi pecandu narkoba, itu kan ancaman dari sisi kesehatan dan masa depan generasi penerus menjadi terjebak," ucap dia.

Selain itu, pembabatan hutan juga bisa menjadi ancaman karena menyebabkan musibah banjir.

Ia mengingatkan kalau tidak diwaspadai ancaman tersebut akan masuk ke Indonesia dan bisa menjadi bagian kehancuran suatu bangsa.

Wiranto memberi contoh ketika ada satu pesawat yang jatuh dengan jumlah penumpang sekitar 300 orang semua orang menyorotnya, sementara setiap hari ada 30 orang yang meninggal karena narkoba atau 900 orang satu bulan, tapi tidak ada yang ribut.

Tidak hanya itu, ia memaparkan saat ini terjadi apa yang disebut dengan "proxy war" atau perang tanpa menggunakan senjata untuk menghancurkan suatu negara.

"Dengan demikian bela negara menjadi tugas dan kewajiban semua masyarakat Indonesia terhadap semua ancaman tersebut, dan tidak lagi hanya tugas TNI dan polisi saja," ujar dia

Ia menyampaikan "negeri ini tempat kita lahir, dibesarkan dan mencari hidup bahkan tempat kita dikuburkan sehingga perlu untuk bersama-sama menjaganya".

Baca juga: Menkopolhukam: percayakan penanganan teror bom ke aparat

Baca juga: Menkopolhukam : Jangan jadikan pemilu ajang berseteru

 

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019