Jasa Marga ungkap perubahan rute tol Cigatas

11 Februari 2019 22:45 WIB
Jasa Marga ungkap perubahan rute tol Cigatas
Direktur Pengembangan Jasa Marga Adrian Priyohutomo (kedua dari kanan) dalam konferensi pers yang berlangsung di Jakarta, Senin (11/2/2019). (Antara News/ Aji Cakti)
Jakarta (ANTARA News) -  Jasa Marga mengungkapkap dua faktor yang mendasari perubahan rute (trase) program jalan tol Cileunyi - Garut - Tasikmalaya (Cigatas) menjadi Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap.

Rute ini memang sebelumnya bernama Cigatas, namun berubah menjadi Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap. Sebetulnya sama, hanya memang rutenya ada penyesuaian karena terkait masalah kondisi kontur medan daripada lokasi tersebut sehingga kita perlu ada penyesuaian," ujar Direktur Pengembangan Jasa Marga Adrian Priyohutomo di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan faktor kedua adalah rute program tol tersebut diarahkan untuk tidak semua dekat dengan jalan nasional, sehingga pihaknya berencana membawa rute tersebut ke selatan dimana agak lebih menjauh dari posisi jalan nasional.

"Kenapa kita lakukan? Karena untuk pengembangan wilayah selatan agar lebih berkembang lagi, jangan hanya terkonsentrasi di jalan nasional. Itu yang diharapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," tuturnya dalam konferensi pers.

Rencananya arah rute program tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap ini akan melalui Gedebage, Majalaya, kemudian Garut lalu menuju Tasikmalaya. Lanjut lagi nanti pada seksi berikutnya dari Tasikmalaya sampai dengan Cilacap. "Kita masuk ke selatan Jawa, karena wilayah utara sudah tersambung (Tol Trans Jawa)," kata Adrian.

Program ruas tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap akan dibagi menjadi dua tahap dimana tahap pertama biaya konstruksinya diperkirakan mencapai Rp30,2  triliun. Untuk totalnya, program tol ini dperkirakan bisa mencapai Rp53,5 triliun hingga ke Cilacap.

"Memang terkait ruas tol ini masih terdapat beberapa kajian, mengingat ada beberapa rute yang direncanakan akan dibangun terowongan. Kami berusaha menghindari hal tersebut, karena pembangunan terowongan membutuhkan biaya investasi yang cukup tinggi sehingga kami sedang mencari jalur guna menghindari hal tersebut," katanya.

Sebelumnya pengamat ekonomi Eko Listiyanto dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengungkapkan medan pegunungan yang berat kemungkinan menjadi salah satu faktor yang membuat biaya pembangunan infrastruktur di jalur selatan Jawa Barat relatif mahal.

Namun ia menilai kendati pembangunan tol di jalur selatan Jawa Barat mahal, hal itu harus dilakukan demi mendorong perekonomian di wilayah tersebut

Baca juga: Jasa Marga kerjakan empat program tol baru pada 2019
Baca juga: Tol Cigatas bisa atasi kemacetan Nagreg-Tasikmalaya

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019