• Beranda
  • Berita
  • Peringati 40 Tahun Revolusi, Iran klaim negara terstabil di Timur Tengah

Peringati 40 Tahun Revolusi, Iran klaim negara terstabil di Timur Tengah

11 Februari 2019 23:47 WIB
Peringati 40 Tahun Revolusi, Iran klaim negara terstabil di Timur Tengah
Duta Besar Iran untuk Indonesia Valiollah Mohammadi (tengah) mempersilakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmien Nasution (kedua kanan) untuk memimpin acara potong kue dalam resepsi Peringatan 40 Tahun Revolusi Islam Iran di Jakarta, Senin (11/2/2019). (ANTARA News/Azizah Fitriyanti)
Jakarta (ANTARA News) - Iran mengklaim telah berhasil menjadi negara paling stabil di Timur Tengah selama 40 tahun terakhir sejak Revolusi Islam terjadi di negeri Teluk Persia itu.

"Hari ini, setelah 40 tahun berjalan, kami dengan penuh percaya diri mengumumkan bahwa Iran, dengan dukungan penuh rakyatnya, telah berhasil menjadi negara paling stabil di wilayah Timur Tengah yang penuh kemelut dan perpecahan," kata Duta Besar Iran untuk Indonesia Valiollah Mohammadi di Jakarta, Senin malam.

Pernyataan tersebut disampaikan Mohammadi dalam pidato perayaan Peringatan 40 Tahun Revolusi Islam Iran yang diselenggarakan Kedutaan Besar Iran di Jakarta yang dihadiri perwakilan pemerintah Indonesia, yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmien Nasution, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, serta Ketua Dewan Pertimbangan Daerah (DPD) RI Oesman Sapta Oedang.

Dalam pidatonya, Dubes Mohammadi pun menggarisbawahi capaian Iran sebagai negara demokratis agamis yang, salah satunya, dibuktikan dengan keberhasilan penyelenggaraan lebih dari 40 pemilu di negara teluk itu.

Iran juga mengaku sebagai negara yang merangkul berbagai penganut agama, seperti Muslim, Kristen (Katolik dan Protestan), Zoroastrianisme, serta Yahudi, yang semuanya diberikan kesetaraan hak sosial dan kebebasan dalam melaksanakan ibadah keagamaan.

Baca juga: Pojok Indonesia sampaikan nilai Islam moderat di Iran 

Baca juga: Iran sebut mekanisme perdagangan baru Eropa sebagai langkah awal


Sebagai negara yang stabil di berbagai bidang, Iran siap untuk memperluas kerja sama perdagangan, ekonomi dan politik berdasarkan prinsip saling menghormati dan interaksi yang konstruktif dengan semua negara.

"Presiden Republik Islam Iran Yang Mulia Doktor Hasan Rouhani selalu menyampaikan pandangan kebijakan luar negeri yang pragmatis dan realistis, serta interaksi yang konstruktif dengan semua negara, khususnya negara-negara tetangga dan selalu mengedepankan negosiasi dalam menyelesaikan berbagai krisis dan persoalan," kata dia.

Oleh karena itu, lanjut Mohammadi, Iran menyayangkan kondisi yang terjadi di Timur Tengah saat ini yang dikacaukan berbagai aksi terorisme dan ekstremisme, seperti terjadi di Yaman yang telah menelan korban sipil, khususnya anak-anak dan perempuan.

"Dalam situasi seperti itu, kami membutuhkan kerja sama, interaksi dan saling tukar pendapat dari seluruh negara di kawasan," kata dia.

Revolusi Islam Iran terjadi di bawah pimpinan Ayatollah Khomeini pada 1979 yang mengubah sistem pemerintahan dari monarki menjadi Republik Islam. Hubungan diplomatik antara Iran dan Indonesia berlangsung sejak 1950.

Baca juga: Iran sebut mekanisme perdagangan baru Eropa sebagai langkah awal

Baca juga: Rusia, Iran dan Turki dukung komite konstitusi Suriah tapi gagal sepakati susunannya


 

Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019