• Beranda
  • Berita
  • Jalur evakuasi pengungsi Merapi minim lampu penerangan

Jalur evakuasi pengungsi Merapi minim lampu penerangan

12 Februari 2019 20:44 WIB
Jalur evakuasi pengungsi Merapi minim lampu penerangan
Petugas Dinas Pekerjaan Umum melakukan perawatan jalur evakuasi Gunung Merapi di Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (22/5/2018). Perawatan jalur evakuasi tersebut menjadi salah satu bagian mitigasi bencana di Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Ada sekitar 25 titik yang butuh untuk dipasangi lampu

SLeman (ANTARA News) - Jalur evakuasi bencana erupsi Gunung Merapi di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini sudah dalam kondisi baik namun sangat minim lampu penerangan di sepanjang jalur.

"Jalur evakuasi itu sudah banyak yang bagus karena warga secara swadaya melakukan perbaikan. Hanya kurang adalah lampu penerangan," kata Kepala Desa Kepuharjo, Cangkringan Heri Suprapto, Selasa.

Menurut dia, selama ini lampu penerangan jalan hanya dari swadaya masyarakat dan jumlahnya belum mencukupi.

"Karena untuk kabelnya jauh dari sumber listrik, sehingga susah memasang lampu penerangan jalan," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya juga telah mengusulkan ke pemerintah untuk menambah lampu penerangan, namun hingga kini belum ditanggapi.

"Ada sekitar 25 titik yang butuh untuk dipasangi lampu," katanya.

Heri mengatakan, penempatan lampu itu meliputi lokasi titik kumpul, jembatan, dan beberapa ruas jalan lainnya.

"Setidaknya di jalan Dusun Kopeng-Tangkisan, Geblog-Tangkisan, dan Glagahmalang-Sidorejo itu yang sangat kurang penerangan," katanya.

Ia mengatakan, dalam beberapa hari terakhir juga mendengar suara gemuruh dari Gunung Merapi, namun masyarakat tetap dalam keadaan tenang dan tidak khawatir selama rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta jarak amannya masih tiga kilometer dari puncak.

"Saya juga sudah memasang batas untuk jarak aman jadi warga mencari rumput tidak di atas. Justru, saya khawatirkan wisatawan, jadi kalau ada gemuruh atau apa saya minta agar menjauhi arah sungai," katanya.

Kepala Desa Glagaharjo, Cangkringan Suroto juga mengeluhkan minimnya lampu penerangan di jalur evakuasi.

"Selama ini baru dari masyarakat yang memasang lampu. Padahal jalur evakuasi ada sekitar tujuh kilometer dari Pasar Butuh hingga Dusun Kalitengah Lor yang butuh penerangan," katanya.

Menurut dia, di Glagaharjo ada satu jalur evakuasi utama yang butuh penerangan, yakni di jalan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

"Beruntung jalan itu dalam konsisi yang cukup baik. Kalau dibilang kurang, ya kurang, paling tidak butuh dipasang di 15 titik lampu lagi," katanya.

Komandan SAR Cangkringan Joko Irianto mengatakan, untuk rambu jalur evakuasi pihak SAR Cangkringan telah menambah di 10 titik. Mulai dari Dusun Tangkisan, Petung hingga Wukirsari. Rambu itu berupa spanduk besar yang bisa mudah dibaca masyarakat.

"Ini merupakan bagian dari mitigasi sebagai SAR yang ada di Cangkringan, tentunya untuk pengurangan risiko bencana itu sendiri harus mengantisipasi hal dari yang kecil seperti pemasangan rambu evakuasi," katanya.

Baca juga: BPBD Klaten pastikan kesiapan jalur evakuasi kawasan Merapi
Baca juga: Warga sekitar Merapi perbaiki jalur evakuasi

Baca juga: Jalur evakuasi Merapi rusak parah

 

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019